Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia <p>Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia), merupakan seminar tahunan (Annual Conference) yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Pada Tahun 2023 merupakan seminar pertama yang dilaksanakan pada tanggal 8-9 November 2023.</p> <p>Proceeding E-ISSN 3032-4548</p> en-US <p><strong><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0</a></strong></p> wesli@unimal.ac.id (Prof. Dr. Ir. Wesli, MT) nanda.savira@unimal.ac.id (Nanda Savira Ersa, ST., MT.) Sun, 03 Mar 2024 11:44:45 +0700 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Kata Pengantar https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/281 <p><strong>KATA PENGANTAR</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Assalamu’alaikum Wr. Wb.</p> <p>Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur merupakan ajang Konferensi untuk pengembangan dan pertukaran ilmu pengetahuan di bidang ketekniksipilan dan arsitektur. Kegiatan ini dilakukan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh yang dilakasanakan pada 8 November 2023 merupakan Konferensi pertama yang nantinya akan menjadi kegiatan tahunan Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Pada tahun ini SENASTESIA mengangkat tema <strong>"Reduksi Dampak Bencana Melalui Penerapan Infrastruktur Ramah Lingkungan".</strong> Seminar ini diharapkan dapat menjadi ruang temu para peneliti, akademisi, praktisi dan mahasiswa untuk mendiskusikan tantangan, solusi dan inovasi terbaru terkait reduksi dampak bencana dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Menampilkan 4 orang Pembicara yaitu:</p> <ol> <li>Dr. Ir. Herman Fithra, S.T, M.T, IPM, ASEAN Eng<br>Rektor Universitas Malikussaleh</li> <li>Dr. Ir. Wesli, M.T, Guru Besar Bidang Perencanaan Wilayah, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh</li> <li>Indra Suhada, S.T., M.T, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah 1 Banda Aceh</li> <li>G. Budi Yulianto, IAI., AA, Ketua Umum IAI Nasional</li> </ol> <p>&nbsp;</p> <p>Proceeding terbitan Volume 1 Nomor 1 bulan November tahun 2023 ini jumlah artikel yang diterbitkan sebanyak 140 artikel yang ditulis oleh para peneliti dari berbagai institusi seluruh Indonesia.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Redaksi menyadari bahwa terbitan ini juga masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu redaksi mengharapkan kritikan dan saran-saran dari berbagai pihak sebagai bahan masukan dalam memperbaiki maupun penyempurnaan pada terbitan berikutnya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Terima kasih kepada para peserta konferensi, peneliti yang sudah mengisi artikel pada terbitan kali ini, ke depannya diharapkan selalu dapat mengirim hasil penelitiannya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Akhirnya tidak lupa pula redaksi mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu khususnya kepada para peserta, penulis atas dukungannya baik moril maupun materiil sehingga <strong>Proceeding </strong>ini dapat diterbitkan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.</p> <p>Wassalam,</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Prof. Dr. Ir. Wesli, MT</strong></p> <p>Conference Manager</p> ..... Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/281 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0700 Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Menggunakan Software PTV Vissim Dengan Metode PKJI 2014 Pada Simpang Tiga Pancing, Kabupaten Deli Serdang https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/273 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Seiring bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang serta letak simpang tiga pancing menghubungkan beberapa universitas, sekolah dan perkantoran hal tersebut mengakibatkan kendaraan bertambah setiap ruas jalan menyebabkan kemacetan, dan kecelakaan, sebab itu perlu dilakukan analisis kelayakan kinerja simpang (eksisting) dan menentukan perilaku pengendara terhadap pergerakan lalu-lintas simpang tiga Pancing setelah menggunakan simpang Appil, serta disimulasikan dengan <em>software Vissim</em>. Metode survei digunakan untuk mendapatkan volume kendaraan dengan memakai jasa lima enumerator. Kondisi eksisting diperoleh kapasitas 4.235 skr/jam, derajat kejenuhan 1,21, tundaan 41,48 det/skr dan peluang antrian sebesar 121% - 59% dengan hasil <em>LOS</em> E. Simpang Appil diperoleh kapasitas simpang 3.960 skrj/jam, tundaan 26,79 det/skr dan derajat kejenuhan 0,86 dengan hasil <em>LOS</em> D. Hasil <em>output Vissim</em> diperoleh panjang antrian 160,79 m, tundaan 64,18 det/skr, dengan hasil <em>LOS</em> D. Dari hasil analisis setelah menggunakan simpang Appil dapat memperbaiki tingkat pelayanan simpang dari kategori E (Buruk) menjadi kategori D (Kurang).</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>&nbsp;derajat kejenuhan, kapasitas, kinerja simpang, panjang antrian, tundaan</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>As the population of Deli Serdang Regency increases and the location of the three fishing intersections connecting several universities, schools and offices, this affects the number of vehicles increases on each road section, causing traffic jams and accidents. Therefore, it is necessary to conduct a feasibility analysis of the performance of the (existing) intersection and determine driver behavior regarding traffic movements at the Tiga Pancing intersection after using the Appil intersection, and simulate it using Vissim software. The survey method was used to obtain vehicle volume using the services of five enumerators. Existing conditions obtained a capacity of 4,235 sec/hour, degree of saturation 1.21, delay 41.48 sec/cur and queuing opportunity of 121% - 59% with LOS E results. The Appil intersection obtained an intersection capacity of 3,960 sec/hour, delay 26,79 sec/hour and degree of saturation 0.86 with LOS D results. The Vissim output results obtained a queue length of 160.79 m, a delay of 64.18 sec/currency, with LOS results D. From the results of the analysis after using the APPIL intersection, the level of service at the intersection can be improved from category E (Bad) to category D (Less).</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: degree of saturation, capacity, intersection performance, queue length, delays</p> Lis Ayu Widari, T.M Ridwan, Burhanuddin, Emi Maulani, Irfan Copyright (c) 2023 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/273 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Kajian Alih Fungsi Bangunan Perumahan Exxonmobile Menjadi Bangunan Perkuliahan Dengan Penerapan Metode Adaptive Reuse Pada Ruang Perkuliahan, Fakultas Hukum https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/279 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Bangunan pada dasarnya di buat untuk mewadahi kebutuhan manusia, seiring berjalannya waktu bangunan akan di tinggalkan karena berbagai penyebab seperti bangunan sudah tua dan usang atau penyebab lainnya. Bangunan lama yang sudah di tinggal kan bisa di tinggali lagi karna adanya proses pemugaran untuk fungsi kebutuhan yang baru. Artikel ini bertujuan untuk membahas perubahan yang terjadi pada bangunan yang di tinjau dari aspek fungsi ruang dan struktur bangunan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui tinjauan pustaka, observasi, wawancara, dan penggambaran. Pada penelitian, perubahan yang terjadi di bangunan terdapat pada fungsi ruang yang berubah total sedangkan serta stuktur bangunan yang mengalami perubahan pada dinding bagian dalam menyesuaikan fungsi sekarang. Namun tidak semua ruang mengalami perubahan di setiap ruangan, ada ruang yang tidak berubah karena belum di butuhkan. Ruangan ini masih seperti semula tidak mengalami perubahan. Pada objek penelitian terjadi perubahan fungsi ruang yang di jadikan ruang perkuliahan. Perubahan struktur yng terjadi terdapat pada sekat ruang didalam yng di rubah untuk dijadikan ruang kuliah.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>alih fungsi, adaptive reuse, perumahan, ruang perkuliahan &nbsp;</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Buildings are basically made to accommodate human needs. Over time, buildings will be abandoned due to various reasons, such as the building being old and obsolete or other causes. Old buildings that have been abandoned can be lived in again because of the restoration process to meet new needs. This article aims to discuss the changes that have occurred in buildings from the aspect of space function and building structure. This research uses a qualitative descriptive method with data collection techniques through literature reviews, observations, interviews and depictions. In the research, the changes that occurred in the building were in the function of the space which changed completely, while the structure of the building experienced changes in the inner walls to adapt to the current function. However, not all spaces experience changes in every room, there are spaces that do not change because they are not needed yet. This room is still as before without any changes. In the research object, there is a change in the function of the space which is used as a lecture room. The structural changes that occurred were in the interior room divider which was converted into a lecture hall.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>functional, shift adaptive reuse, housing area, lecture hall </em></p> Zerari Muslim, Cut Azmah Fitri, Hendra Aiyub Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/279 Mon, 01 Jan 2024 00:00:00 +0700 Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe Terhadap Mitigasi Bencana Likuifaksi https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/293 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Indonesia berada di pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, sangat rentan terhadap gempa bumi dan dampak tambahan seperti likuifaksi. Likuifaksi yang berasal dari getaran gempa bumi mengakibatkan kegagalan pondasi, meningkatkan ancaman terhadap masyarakat dan infrastruktur yang terdampak di atasnya. Kota Lhokseumawe di Provinsi Aceh berada dalam zona yang rentan terhadap likuifaksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang likuifaksi serta memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif dalam melindungi masyarakat dan infrastruktur di masa mendatang. Metode penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data dan informasi melalui studi literatur, wawancara dan diakhiri dengan pengolahan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil overlay area likuifaksi dengan batas Lhokseumawe menunjukkan semua area kota Lhokseumawe yang terdiri dari 4 Kecamatan, 9 Mukim dan 68 Gampong berpotensi mengalami likuifaksi. Selain itu,&nbsp; hasil boring di area Krueng Geukueh yang berdekatan dengan Lhokseumawe menguatkan potensi ancaman likuifaksi di kedalaman 3-7 m. Hasil wawancara terhadap masyarakat dan pemerintah menunjukkan bahwa responden belum pernah mendengar kejadian likuifaksi dan belum mengetahui apakah ada sosialisasi oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, Pemerintah daerah perlu melakukan sosialisasi ke masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Investor agar paham terkait bencana Likuifaksi. Selain itu, Pemerintah perlu bekerjasama dengan lembaga riset/perguruan tinggi/konsultan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk penyusunan peta mikrozonasi kerentanan amplifikasi menggunakan metode pengukuran mikrotremor dan peta mikrozonasi kerentanan likuifaksi menggunakan metode Cone Penetration Test (CPT), sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan/revisi Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW) dan rencana pembangunan jangka panjang &nbsp;(RPJP) Kota Lhokseumawe.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: , <em>Mitigasi bencana, Infrastruktur, Likuifaksi</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Indonesia is located at the convergence of the Eurasian, Indo-Australian, and Pacific tectonic plates, making it highly susceptible to earthquakes and additional impacts such as liquefaction. Liquefaction, resulting from earthquake vibrations, leads to foundation failures, increasing threats to the affected communities and infrastructure. The city of Lhokseumawe in the Aceh Province is located in a vulnerable liquefaction zone. Therefore, research is needed to provide in-depth insights into liquefaction and establish a strong foundation for the development of more effective mitigation measures to protect communities and infrastructure in the future. This research method begins with the collection of data and information through literature studies and interviews, culminating in data processing. The analysis results indicate that the overlay of liquefaction areas with the boundaries of Lhokseumawe shows that all areas of the city, comprising 4 sub-districts, 9 districts, and 68 villages, have the potential for liquefaction. Additionally, borehole results in the Krueng Geukueh area, adjacent to Lhokseumawe, reinforce the potential liquefaction threat at depths of 3-7 meters. Interviews with the community and government show that respondents have never heard of liquefaction incidents and are unaware of any local government socialization efforts. Therefore, local governments need to conduct awareness campaigns targeting communities, Non-Governmental Organizations (NGOs), and investors to increase understanding of liquefaction disasters. Furthermore, the government needs to collaborate with research institutions/higher education/consultants and the Regional Disaster Management Agency (BPBD) for the preparation of vulnerability amplification microzonation maps using microtremor measurement methods and liquefaction vulnerability microzonation maps using the Cone Penetration Test (CPT) method. These maps can serve as guidelines for the preparation/revision of Neighborhood Association (RT), Community Association (RW), and long-term development plans (RPJP) for the city of Lhokseumawe."</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Disaster Mitigation, Infrastructure, Liquifaction</em></p> Teuku Ikmal, Wesli Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/293 Tue, 02 Jan 2024 00:00:00 +0700 Analisis Aksesibilitas pada Situs Cagar Budaya Kompleks Makam Sultan Al-Malik Ash-Shalih https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/286 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Makam Sultan Al-Malik Ash-Shalih merupakan bagian dari kompleks makam yang berada di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Makam ini merupakan makam raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Makam sultan terdiri dari jirat, sepasang nisan, cungkup berbentuk atap, pilar-pilar permanen, dan dikelilingi pagar. Cungkup ini dibuka untuk umum sebagai objek wisata. Wisatawan yang berkunjung ke sebuah situs cagar budaya dipengaruhi oleh aksesibilitas. Kemudahan untuk mencapai tujuan tertentu, yang diukur dari kondisi jalan, ketersediaan petunjuk arah, jarak dan waktu tempuh, dan sebagainya, disebut sebagai aksesibilitas. Namun, situs warisan budaya sulit dijangkau karena kurangnya petunjuk arah dan kondisi jalan yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai aksesibilitas dan menentukan kesesuaian standarisasi pengaturan sirkulasi yang baik sehingga wisatawan dapat dengan mudah mengaksesnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran, yang menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian akan digunakan untuk menilai aksesibilitas Kompleks Makam Sultan Al-Malik Ash-Shalih dan membuat rekomendasi desain.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Analisis, Aksesibilitas, Situs Cagar Budaya</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The Sultan Al-Malik Ash-Shalih tomb is an important part of a tomb complex in Beuringin Village, Samudera District, North Aceh Regency. It is the tomb of the first king of the Samudera Pasai Kingdom and features a jirat, gravestones, a cupola, pillars, and a surrounding fence. The cupola is open to the public as a tourist attraction. However, many cultural heritage sites like this one are difficult to reach due to limited directions and poor road conditions. This study aims to assess the accessibility of the tomb complex and propose improvements in circulation arrangements to make it easier for tourists to access. The research method used is a combination of qualitative and quantitative data. The findings will be used to evaluate the accessibility of the complex and provide design recommendations. Overall, the study seeks to enhance the tourist experience at the Sultan Al-Malik Ash-Shalih tomb complex by improving its accessibility.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Analysis, Accessibility, Heritage Sites</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Raihanum Mariah, Effan Fahrizal, Sisca Olivia Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/286 Mon, 01 Jan 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Home Industry Terhadap Pola Ruang Kelurahan Bunut Kecamatan Kisaran Barat Secara Massa Bangunan/Solid (Studi Kasus:Home Industri Sepatu Bunut) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/287 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Sejarah industri sepatu Bunut atau Bunut <em>Shoes</em> dimulai ketika <em>investor</em> asing mulai mengalokasikan modal untuk mendirikan pabrik sepatu pada dekade 1970-an. Kawasan sentra industri sepatu Bunut saat ini merupakan area yang berkembang secara organik di sepanjang jalan koridor barat dan belum teratur dalam perencanaan tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah melihat perkembangan massa bangunan industri rumah tangga yang ada di Kelurahan Bunut. Rumusan masalah pada penelitian ini apakah perkembangan industri rumah tangga sepatu bunut berpengaruh terhadap perubahan pola ruang kelurahan bunut secara massa bangunan. Metode penelitian ini menggunakan &nbsp;pendekatan deskriptif kualitatif dengan alur indukti. Hasil penelitian ini akan menjelaskan perkembangan massa bangunan industri rumah tangga secara <em>figure</em> yang &nbsp;<em>figuratif</em>.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>&nbsp;</em>industri rumah tangga, pola ruang, struktur ruang, &nbsp;kota, &nbsp;massa bangunan</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The history of the Bunut shoe industry or Bunut <em>Shoes</em> began when foreign <em>investors</em> began to allocate capital to establish a shoe factory in the 1970s. The Bunut shoe industry center area is currently an organically developed area along the western corridor road and has not been organized in spatial planning. The purpose of this study is to see the mass development of household industrial buildings in Bunut Village. The formulation of the problem in this study is whether the development of the bunut shoe household industry affects changes in the spatial pattern of bunut village in terms of building mass. This research method uses a qualitative descriptive approach with an induction flow. The results of this study will explain the mass development of household industry buildings in <em>a </em>figurative<em> manner</em>.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>home industry, space pattern, space structure, city, building mass</em></p> <p>&nbsp;</p> Nurdiansyah Putra, Rinaldi Mirsa, Sisca Olivia Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/287 Mon, 01 Jan 2024 00:00:00 +0700 Pemanfaatan Rekayasa Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan Pada Bidang Keairan https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/289 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Rekayasa Sumber Daya Air (Water Resource Engineering) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan manajemen, pengembangan, dan pelestarian sumber daya air. Abstrak ini membahas peran penting dari Rekayasa Sumber Daya Air dalam mengatasi tantangan global terkait air. Sumber daya air adalah elemen kunci dalam menjaga kehidupan manusia dan ekosistem. Rekayasa Sumber Daya Air melibatkan perencanaan, desain, dan pengelolaan infrastruktur air seperti bendungan, saluran irigasi, jaringan air minum, dan instalasi pengelolaan air limbah. Ini juga melibatkan analisis dan pemodelan sumber daya air untuk memprediksi perubahan iklim, aliran sungai, dan ketersediaan air. Dalam konteks perubahan iklim dan pertumbuhan populasi, penting untuk menjaga kesinambungan sumber daya air. Rekayasa Sumber Daya Air berkontribusi pada mitigasi banjir, penyediaan air bersih, dan pengembangan energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga air. Tantangan utama melibatkan manajemen berkelanjutan sumber daya air, perlindungan ekosistem sungai, dan pendekatan berbasis komunitas. Kolaborasi lintas sektoral, penggunaan teknologi terkini, dan pemahaman yang mendalam tentang dampak lingkungan sangat penting. Rekayasa Sumber Daya Air memainkan peran vital dalam memastikan bahwa air tetap menjadi sumber kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan. Dalam dunia yang semakin terhubung dan kompleks, rekayasa sumber daya air menjadi kunci untuk mengatasi tantangan air global dan memastikan ketersediaan air yang mencukupi untuk generasi mendatang.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Rekayasa Sumber Daya Air, Manajemen Sumber Daya Air, Keberlanjutan Air</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Water Resource Engineering is a discipline concerned with the management, development and preservation of water resources. This abstract discusses the important role of Water Resource Engineering in addressing global water-related challenges. Water resources are a key element in maintaining human life and ecosystems. Water Resources Engineering involves the planning, design, and management of water infrastructure such as dams, irrigation canals, drinking water networks, and wastewater management plants. It also involves water resources analysis and modeling to predict changes in climate, river flow, and water availability. In the context of climate change and population growth, it is important to maintain the sustainability of water resources. Water Resources Engineering contributes to flood mitigation, clean water provision, and renewable energy development through hydropower generation. Key challenges involve sustainable management of water resources, protection of river ecosystems, and community-based approaches. Cross-sectoral collaboration, use of the latest technology, and a deep understanding of environmental impacts are essential. Water Resources Engineering plays a vital role in ensuring that water remains a source of life and sustainable development. In an increasingly connected and complex world, water resources engineering is key to addressing global water challenges and ensuring adequate water availability for future generations.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Water Resources Engineering, Water Resources Management, Water Sustainability.</em></p> <p>&nbsp;</p> Annisa Mahayna Wahyuni, Devi Junita, Vanny Prasatya, Arief Pramananda Sani, Ruhdi Ningkowin, Herman Fithra6 Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/289 Mon, 01 Jan 2024 00:00:00 +0700 Implementasi Lingkungan Dalam Pembangunan Infrastruktur Untuk Kehidupan Berkelanjutan https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/291 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Lingkungan binaan dan berkelanjutan adalah konsep yang krusial dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim, urbanisasi, dan konsumsi sumber daya. Artikel ini membahas arti, manfaat, dan strategi yang terkait dengan penciptaan lingkungan binaan yang berkelanjutan. Lingkungan binaan yang berkelanjutan mencerminkan upaya untuk menciptakan bangunan, infrastruktur, dan perkotaan yang meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan alam, sambil memaksimalkan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Keberlanjutan ini mencakup penggunaan sumber daya yang hemat energi, bahan ramah lingkungan, dan desain yang memungkinkan sirkulasi alam. Hal ini berdampak pada pengurangan emisi karbon, perlindungan lingkungan alam, dan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Manfaat dari lingkungan binaan yang berkelanjutan meliputi peningkatan kualitas udara dan air, peningkatan efisiensi energi, pengurangan limbah, serta peluang pekerjaan dalam industri berkelanjutan. Selain itu, desain yang berfokus pada kesejahteraan manusia, aksesibilitas, dan inklusi sosial juga menjadi ciri khasnya. Strategi untuk mencapai lingkungan binaan yang berkelanjutan melibatkan penerapan teknologi hijau, regulasi ketat, pendidikan, dan kesadaran masyarakat. Pemilihan bahan konstruksi yang berkelanjutan, transportasi publik yang efisien, dan revitalisasi perkotaan menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan ini. Kesimpulannya, lingkungan binaan yang berkelanjutan adalah landasan bagi masa depan yang berkelanjutan. Dengan pendekatan yang berfokus pada harmoni antara manusia dan alam, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang, berdaya tahan, dan meningkatkan kualitas hidup kita serta generasi mendatang.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Lingkungan Binaan, Keberlanjutan, Kualitas Hidup</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Abstract</p> <p>&nbsp;</p> <p>The concept of sustainable built environments is crucial in addressing global challenges related to climate change, urbanization, and resource consumption. This article discusses the meaning, benefits, and strategies associated with creating sustainable built environments. Sustainable built environments reflect efforts to develop buildings, infrastructure, and cities that minimize their negative impact on the natural environment while maximizing social and economic well-being. This sustainability includes the use of energy-efficient resources, eco-friendly materials, and designs that facilitate natural circulation. It contributes to reducing carbon emissions, preserving the natural environment, and improving the quality of life for communities. Benefits of sustainable built environments encompass improved air and water quality, enhanced energy efficiency, waste reduction, and job opportunities in sustainable industries. Moreover, designs focused on human well-being, accessibility, and social inclusion are distinctive features. Strategies to achieve sustainable built environments involve implementing green technologies, stringent regulations, education, and raising public awareness. Selecting sustainable construction materials, efficient public transportation, and urban revitalization are crucial steps in reaching these goals. In conclusion, sustainable built environments serve as the foundation for a sustainable future. With an approach centered on harmony between humans and nature, we can create more balanced, resilient environments that enhance our quality of life and that of future generations.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Built Environment, Sustainability, Quality of Life</em></p> Dava Balqis, Annisa Mahayna Wahyuni, Kla Kurnia Baitus Syifa Tarihoran, Devi Junita, Vanny Prasatya, Herman Fithra Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/291 Mon, 01 Jan 2024 00:00:00 +0700 Analisis Kebutuhan Air Bersih Terhadap Ketersedian Air Pada Perumda Tirta Mon Pase di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/295 <h1><strong>Abstrak</strong></h1> <p>&nbsp;</p> <p>Kebutuhan air bersih yang terus meningkat pada seiringan dengan perkembangan masyarakat sehingga mengakibatkan populasi pada manusia. Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe merupakan bagian daerah yang sering kekurangan air bersih. Selama ini masyarakat kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih, maka masyarakat setempat membuat sumur galian untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun air bersih yang dihasilkan dari sumur tersebut yang masih banyak mengandung zat besi serta banyak daun-daun berjatuh dan ada juga rumput kecil yang sering tumbuh di dalam sumur galian tanpa disadari oleh masyarakat setempat. Maka dari itu, kebutuhan air bersih yang selalu terjadi seiring perkembangan masyarakat yang selalu terus meningkat, maka perlu dikaji kembali tentang kebutuhan air bersih di wilayah saat sehingga dapat manfaat untuk masa yang akan datang, agar kebutuhan air bersih di masyarakat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dapat untuk terpenuhi kebutuhan air serta ketersedian air dilingkungan masyarakat harus sesuai syarat dari ketentuan air bersih. Maka hasil analisa kebutuhan air bersih di dapatkan bahwa kebutuhan air di Kecamatan Banda Sakti sebesar dengan nilai 3,602 liter/detik dengan ketentuan pada ketersediaan air bersih untuk tahun 2022 dari proyeksi penduduk yang telah sesuai dengan ketersediaan air yang harus ada sebesar 44,244 m<sup>3</sup>. Hasil analisa untuk kebutuhan air bersih tahun 2027 adalah 3,784 liter/detik sedangkan bagian untuk ketersediaan air yang harus ada sebesar 58,291 m<sup>3</sup>.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>PDAM, kebutuhan, ketersedian dan neraca air</em>.</p> <p>&nbsp;</p> <h1><strong>Abstract</strong></h1> <p>&nbsp;</p> <p>The need for clean water continues to increase along with the development of society, resulting in human population. Banda Sakti District, Lhokseumawe City is a part of the area that often lacks clean water. So far, the people of Banda Sakti sub-district, Lhokseumawe City, in order to meet their needs for clean water, the local people have dug wells to meet their needs for clean water, but the clean water produced from these wells still contains a lot of iron and lots of fallen leaves and there are also small grass that often grows in dug wells without local people realizing it. Therefore, the need for clean water always occurs as the development of society continues to increase, so it is necessary to review the need for clean water in the current area so that it can benefit for the future, so that the need for clean water in the community of Banda Sakti District, Lhokseumawe City can be met. To fulfill water needs and the availability of water in the community environment, it must comply with the requirements of the clean water provisions. So the results of the analysis of clean water needs show that the water need in Banda Sakti District is 3,602 liters/second with provisions for the availability of clean water for 2022 from population projections which are in accordance with the water availability that must be available at 44,244 m3. The analysis results for clean water needs in 2027 are 3,784 liters/second, while the portion for water availability that must be available is 58,291 m3</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>PDAM, demand, supply and water balance</em><em>.</em></p> Amelia Putri, Wesli Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/295 Tue, 02 Jan 2024 00:00:00 +0700 Rekayasa Jalan Raya Terhadap Perkembangan Ekonomi Wilayah https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/299 <h1><strong>Abstrak</strong></h1> <p>&nbsp;</p> <p>Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf hidup masyarakat akan berdampak pada kondisi prasarana transportasi jalan raya. Sektor transportasi masyarakat darat dengan prasarana jalan raya merupakan bagian transportasi yang paling besar menerima pengaruh adanya peningkatan taraf hidup, karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan lalu lintas manusia dan barang secara aman, nyaman, cepat dan ekonomis menuntut adanya jalan raya yang memenuhi persyaratan tertentuStudi pustaka adalah pendekatan penting dalam mendalami dan memahami topik yang kompleks dan multisiplin seperti perencanaan perkerasan jalan raya. Metode ini melibatkan penyelidikan, evaluasi, dan studi literatur yang relevan untuk membangun yang pemahaman tentang subjek yang sedang di teliti. Rekayasa jalan raya merupakan salah satu cabang ilmu Teknik yang melibatkan perencanaan design, kontruksi, dan pemeliharaan system jalan raya. Tujuan dari rekayasa jalan raya adalah untuk menciptakan jalan raya yang aman, efisien dan berkelanjutan.Dalam kesimpulan ini rekayasa jalan raya adalah ilmu yang sangat penting untuk menghadapi perkembangan yang sangat pesat ini, rekayasa jalan raya adalah aspek yang sangat penting dalam pembangunan jalan, tetapi juga penting untuk perkembangan ekonomi.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: <em>jalan raya, Transportasi, Rekayasa</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <h1><strong>Abstract</strong></h1> <p>&nbsp;</p> <p>Roads are transportation infrastructure that affects the social and economic development of the community, otherwise the improvement of people's living standards will have an impact on the condition of road transportation infrastructure. The transportation sector of the land community with road infrastructure is the part of transportation that is most affected by the improvement of living standards, because the main function of the highway is as an infrastructure to serve the movement of human traffic and goods safely, comfortably, quickly and economically, demanding a highway that meets certain requirementsLiterature study is an important approach in exploring and understanding complex and multidisciplinary topics such as highway pavement planning. This method involves the investigation, evaluation, and study of relevant literature to build an understanding of the subject being researched. Highway engineering is a branch of engineering that involves the design, construction, and maintenance of highway systems. The goal of highway engineering is to create safe, efficient and sustainable highways. In conclusion, highway engineering is a very important science to face this very rapid development, highway engineering is a very important aspect in road construction, but also important for economic development.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>highway, Transportation, Engineering</em></p> Iko Rahmandi, Fahkrul Rozi, Zulham Syahputra, Ruhdi Ningkowin, Ryan Fernanda, Herman Fithra Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/299 Tue, 02 Jan 2024 00:00:00 +0700 Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Mengendalikan Krisis Air Bersih https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/300 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Krisis air bersih melanda negara berkembang Indonesia. Krisis ini disebabkan oleh pendidikan yang buruk dan ekonomi yang buruk. sehingga limbah yang dihasilkan oleh perilaku warga mencemari banyak sumber air bersih. Dengan mempertimbangkan masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan krisis air bersih di Indonesia. Untuk mengumpulkan data, metode kualitatif akan digunakan, dan penulis akan sering menggunakan studi literatur sebagai referensi untuk data yang diperoleh dari studi pustaka, yang meliputi buku, artikel, jurnal, dan artikel yang dipublikasikan di media elektronik.Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya mempertahankan linkungan termasuk sumber daya air., diharapkan pula membantu masyarakat dan juga pemerintah untuk mencari solusi Untuk menjaga dan melestarikan sumber daya agar tidak terjadi krisis air bersih yang melanda Indonesia.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Air, Dampak, Krisis, Limbah, Solusi</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The clean water crisis is hitting the developing country of Indonesia. This crisis is caused by poor education and a bad economy. So the waste produced by residents' behavior pollutes many clean water sources. By considering this problem, this research aims to identify the factors that cause the clean water crisis in Indonesia. To collect data, qualitative methods will be used, and the author will often use literature studies as a reference for data obtained from literature studies, which include books, articles, journals, and articles published in electronic media. This research is expected to increase public awareness and The government will emphasize the importance of maintaining the environment, including water resources. It is hoped that it will also help the community and the government to find solutions to maintain and preserve resources so that there is no clean water crisis that hits Indonesia.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Water, Crisis, Impact, Waste, Solution</em></p> <p>&nbsp;</p> Ahmad Ghifari, Nur Wijaya Ningsih, Ade Khairina, Ruben Sri Bintang Virnanda Sianipar, Al-Amin Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/300 Tue, 02 Jan 2024 00:00:00 +0700 Meningkatkan Infrastruktur Jalan Melalui Evaluasi Komprehensif Tingkat Kerusakan https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/324 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Evaluasi tingkat kerusakan jalan adalah langkah esensial dalam mempertahankan infrastruktur jalan yang handal. Melalui berbagai teknik seperti survei visual, pengukuran ketebalan lapisan, dan analisis teknik non-destruktif, kondisi jalan dapat dinilai secara komprehensif. Hasil evaluasi ini memungkinkan pemerintah untuk menentukan prioritas perbaikan dan mengalokasikan anggaran dengan efisien. Dengan perbaikan yang tepat waktu, risiko kecelakaan lalu lintas dapat ditekan, dan keamanan pengguna jalan dapat dijaga. Dengan demikian, evaluasi tingkat kerusakan jalan adalah langkah penting untuk memastikan mobilitas dan keselamatan masyarakat yang optimal. Dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi jalan yang mengalami kerusakan sebagai dasar acuan untuk perbaikan jalan agar jalan tersebut dapat berfungsi dengan layak. Penelitian akan dilakukan dengan pengumpulan data primer berupa jenis kerusakan jalan, luasan kerusakan jalan tingkat kerusakan dan lain-lain</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Evaluasi tingkat kerusakan jalan,Infrastruktur jalan,Perbaikan jalan,Survei visual</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Abstract</p> <p>&nbsp;</p> <p>Road damage assessment is an essential step in maintaining a reliable road infrastructure. Through various techniques such as visual surveys, thickness measurement, and non- destructive technical analysis, the condition of the road can be comprehensively evaluated. The results of this assessment enable the government to determine repair priorities and allocate funds efficiently. Timely repairs help minimize traffic accidents and ensure road user safety. Therefore, road damage assessment is a crucial step in ensuring optimal mobility and safety for the community. This research is conducted to assess the condition of damaged roads, serving as a reference for road repairs to ensure their proper functionality. The study will involve collecting primary data on types of road damage, extent of the damage, severity levels, and other relevant factors</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: Road damage assessment, Road infrastructure, Road repair, Visual survey</p> Maulina Zakira, Fitra Aulia Azm, Lena Indryana, Rauzatul munawarah, Aghuyralawza Br. Ginting, Herman Fithra Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/324 Fri, 05 Jan 2024 00:00:00 +0700 Identifikasi Elemen Lanskap Hardscape Pekarangan Rumah Petinggi Adat Arsitektur Tradisional Minangkabau (Studi Kasus: Jorong Sungai Dadok) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/326 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Arsitektur rumah tradisonal Minangkabau merupakan simbol kebudayaan suku Minang,&nbsp; rumah gadang yang artinya besar berupa adat dan budaya dari suku&nbsp; Minangkabau. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap dan membahas tentang elemen lanskap <em>hardscape </em>pekarangan rumah petinggi adat yang ada di Kampung Sarugo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif rasionalistik dengan pendekatan deskriptif kualitatif. mengumpulkan data kemudian &nbsp;dianalisa dengan sifat rasionalitas peneliti dengan berpijak pada tinjauan pustaka dan literasi yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk kalimat atau narasi. kesimpulan dari penelitian ini adalah rumah rumah tradisional di Perkampungan&nbsp; ini merupakan lansakp budaya tradisional Minangkabau yang memiliki elemen lanskap yang dapat terlihat dari bentukan tampilan fisik rumah dan tata ruang pekarangannya. Rumah-rumah yang terdapat&nbsp; pada perkampungan ini memperlihatkan pekarangan yang membentuk suatu lanskap budaya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci:<em> Lanskap, Elemen lanskap, Hardscape, Arsitektur tradisional, Minangkabau</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The traditional Minangkabau house architecture is a symbol of Minang culture, Rumah Gadang which has a big meaning in the form of customs and culture of the Minangkabau tribe. This article aims to reveal and discuss the hardscape landscape elements of the traditional house of a high ranking official in Sarugo Village. This research uses a rationalistic qualitative method with a qualitative descriptive approach. Collecting data is then analyzed with the researcher's rationality based on literature and literacy reviews which contain theories relevant to further research. The data is displayed in the form of sentences or narratives. The conclusion of this research is that the traditional houses in this village are a traditional Minangkabau cultural landscape which has landscape elements that can be seen from the physical appearance of the house and the layout of the yard. The houses in this village show yards that form a cultural landscape.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Landscape, Landscape elements, Hardscape, Traditional architecture, Minangkabau</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Fuji Fikri Rama, Rinaldi Mirsa, Hendra A, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/326 Fri, 05 Jan 2024 00:00:00 +0700 Kajian Karakteristik Arsitektur Kontemporer Pada Fasad Gedung-Gedung Kantor Pemerintahan di Kota Lhokseumawe https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/328 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kota Lhokseumawe adalah kota yang berada di provinsi Aceh, dimana provinsi Aceh terkenal memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, kemudian nilai tersebut banyak diterapkan pada gedung kantor pemerintahan. Gedung kantor pemerintahan yang awalnya banyak dibangun dengan melakukan penyesuaian adat, budaya dan penyesuaian terhadap lingkungan setempat, sehingga cenderung monoton dan membosankan. Seiring berkembangnya zaman, gedung kantor memiliki desain arsitektur yang beragam, manusia secara tidak langsung memberikan efek terhadap bentuk desain yang mulai memasuki desain yang lebih kekinian. Dari hal tersebut dikemukakan permasalahan&nbsp; tentang bagaimana karakteristik arsitektur kontemporer pada fasad gedung kantor pemerintahan di kota Lhokseumawe. penelitian bertujuan mengkaji karakteristik arsitektur kontemporer melalui elemen fasad. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan analisa fasad berdasarkan karakteristik arsitektur kontemporer terhadap kajian pada studi kasus. Hasil akhir pada penelitian ini berupa kesimpulan dari kajian karakteristik arsitektur kontemporer pada kantor Kejaksaan Negeri kota Lhokseumawe dan fasad gedung kantor Imigrasi TPI kelas II kota Lhokseumawe.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci:<em>&nbsp; Karakteristik, Arsitektur kontemporer, fasad, gedung kantor </em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Lhokseumawe City is a city in Aceh province, where Aceh province is known for having high historical and cultural values, then these values ​​are widely applied to government office buildings. Many government office buildings were initially built by adapting customs, culture and adapting to the local environment, so they tend to be monotonous and boring. As time progresses, office buildings have a variety of architectural designs, humans indirectly have an effect on the form of design which is starting to enter more contemporary designs. From this, the problem is raised regarding the characteristics of contemporary architecture on the facades of government office buildings in the city of Lhokseumawe. The research aims to examine the characteristics of contemporary architecture through facade elements. The method used is qualitative descriptive with stages of facade analysis based on the characteristics of contemporary architecture in the case study. The final results of this research are conclusions from a study of the contemporary architectural characteristics of the Lhokseumawe City District Attorney's office and the facade of the class II TPI Immigration office building in Lhokseumawe City.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Characteristics, contemporary architecture, facade, office building</em></p> Nurul Husna, Armelia Dafrina, Hendra A, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/328 Fri, 05 Jan 2024 00:00:00 +0700 Akulturasi Arsitektur Melayu Dan Cina Pada Mesjid Lama Gang Bengkok Di Kota Medan https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/329 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Akulturasi adalah interaksi dua budaya berbeda yang bertemu dan saling mempengaruhi, atau proses memperkenalkan pengaruh budaya asing kepada sekelompok orang, beberapa di antaranya secara selektif mengadopsi sedikit banyak unsur budaya asing. Akulturasi adalah suatu cara perubahan sosial yang dilakukan pada sekelompok masyarakat dengan&nbsp; kebudayaan tertentu dan unsur&nbsp; kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan asing tersebut dapat diadaptasi dan diolah menjadi kebudayaan asli tanpa menghilangkan unsur-unsurnya. budaya itu sendiri. Dilihat dari lokasi dan konteks sosial budaya kawasan Kesawan, keberadaan Masjid Lama Gang Bengkok menunjukkan adanya akulturasi budaya antara masyarakat lokal dengan etnis pendatang dalam bentuk sebuah bangunan. Hingga peneliti ingin mengkaji Masjid Lama Gang Bengkok karena penggambarannya yang mirip dengan candi sebagai wujud budaya etnis Tionghoa yang dijadikan pendatang dan diterapkan pada bangunan keagamaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas tentang sejarah dan pengaruh budaya budaya Melayu dan Tionghoa pada Masjid Geng Bengkok Lama. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penerapan akulturasi arsitektur Melayu dan Tionghoa, ciri khas arsitektur Melayu dan Tionghoa pada Masjid Lama Gang Bengkok dinilai sangat seimbang keberadaannya, dan beberapa objek masjid saling berakulturasi. Penerapan akulturasi budaya arsitektur Masjid Lama Gang Bengkok mempunyai kemiripan pengaruh gaya arsitektur Melayu dan Cina. Penerapan arsitektur ini terlihat pada elemen bangunan yang meliputi bangunan induk berbasis Shani, taman, mihrab, muqarnas, menara, lengkungan dan kubah. Penerapan arsitektur Melayu dalam dekorasi, warna dan elemen lainnya. Di luar masjid, lebah-lebah yang bergelantungan di dinding sela-sela pilar jelas menunjukkan ciri khas Melayu. Sedangkan bangunannya didominasi bentuk arsitektur Tionghoa, menggunakan bentuk dan warna atap serta arah kiblat bangunan di barat laut..</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Akulturasi, </em><em>Cina, Masjid, </em><em>Melayu </em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Acculturation is the merger of two different cultures that meet and influence each other or the process of influx of foreign cultural influences in a community group, some of which selectively absorb more or less foreign cultural elements. Acculturation is one way of social change that is created in a human group with a certain culture and elements of a foreign culture so that foreign cultural elements can adapt and be processed into the original culture without eliminating the elements of the culture itself. Looking at the context of location and socio-culture in the Kesawan area, the presence of the Old Gang Bengkok Mosque is a manifestation of cultural acculturation between local local people and ethnic migrants in the form of buildings. Until the researcher wants to examine the Old Mosque of Crooked Alley because of its visualization which is similar to a temple as a form of Chinese ethnic culture that becomes immigrants to be applied to a religious building. The purpose of this research is to discuss the history and influence of Malay and Chinese cultural acculturation on the Old Gang Bengkok Mosque. This research was conducted using Descriptive Qualitative method by conducting observation, documentation and interviews. Based on the results of the application of Malay and Chinese architectural acculturation that the characteristics of Malay and Chinese architecture in the Old Gang Bengkok Mosque are considered quite balanced existence and some objects in the mosque acculturate each other. The application of acculturation</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: Acculturation, China, Mosque, Malay</p> Sylda Adhitami Hasibuan, Armelia Dafrina, Yenny Novianti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/329 Sun, 07 Jan 2024 00:00:00 +0700 Studi Eksperimental Pemanfaatan Styrofoam Sebagai Pengganti Foam Agent Untuk Berat Volume 900 kg/m3 Pada Cellular Lightweight Concrete https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/331 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Cellular Lightweight Concrete </em>dibuat dengan menambahkan gelembung udara kedalam mortar dengan menggunakan mesin khusus yang mahal, disebut <em>foam generator</em>. <em>Styrofoam </em>digunakan untuk menggantikan <em>foam agent,</em> selain karena <em>styrofoam</em> memiliki bobot yang ringan, <em>styrofoam</em> masih menjadi limbah sampah yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya sifat mekanis yang diperoleh dari <em>Cellular Lightweight Concrete </em>untuk berat volume 900 kg/m<sup>3</sup>. Perencanaan campuran <em>(mix design) </em>dilakukan berdasarkan metode <em>trial and error</em>. Pada penelitian ini terdapat empat variasi benda uji yaitu, variasi 1 (Bata Ringan <em>Foam Agent</em>), variasi 2 (Bata Ringan <em>Foam</em> <em>Agent + </em>SK), variasi 3 (Bata Ringan <em>Styrofoam</em>), dan variasi 4 (Bata Ringan <em>Styrofoam+</em> SK). Pengujian sifat mekanis dilakukan pada umur bata ringan 14 hari dengan mendapatkan hasil sifat mekanis tertinggi pada variasi 4 yaitu kuat tekan tertinggi sebesar 3,658 MPa, kuat tarik belah tertinggi sebesar 0,611 MPa, dan kuat lentur tertinggi sebesar 1,707 MPa.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Foam Agent, Kuat Lentur, Kuat Tarik Belah, Kuat Tekan, Styrofoam</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><em>Cellular lightweight concrete </em>is made by adding air bubbles to the mortar using an expensive special machine, called <em>a foam generator</em>. <em>Styrofoam </em>is used to replace <em>foam agents</em>, in addition to Styrofoam has a light weight, <em>Styrofoam</em> is still a waste that has not been used by the community. This study aims to determine the magnitude of mechanical properties obtained from <em>Cellular Lightweight Concrete </em>for a volume weight of 900 kg/m<sup>3</sup>. Mix <em>design is </em>carried out based on <em>trialand error </em>methods. In this study, there are four variations of test objects, namely, variation 1 (Lightweight Brick Foam Agent), variation 2 (Lightweight Brick <em>Foam Agent</em> + SK), variation 3 (Lightweight Styrofoam Brick), and variation 4 (Lightweight <em>Styrofoam Brick + </em>SK). Mechanical properties testing was carried out at the age of lightweight brick 14 days by obtaining the highest mechanical properties results in variation 4, namely the highest compressive strength of 3.658 MPa, the highest tensile strength of 0.611 MPa, and the highest flexural strength of 1.707 MPa.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Keywords: Foam Agent, Flexural Strength, Tensile Strength, Compressive Strength, </em></p> <p><em>Styrofoam</em></p> Desriana, Wesli Copyright (c) 2024 Proceedings Seminar Nasional Teknik Sipil dan Arsitektur (Senastesia) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/331 Sun, 07 Jan 2024 00:00:00 +0700 Tangible Heritage Pada Bangunan Tangsi Belanda Di Kabupaten Siak https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/333 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Tangsi belanda merupakan salah satu peninggalan jajahan Belanda yang kini menjadi tempat ibadah adalah Tangsi, sebuah kompleks bangunan yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dan penopang masyarakat Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui <em>tangible heritage </em>dari bangunan Tangsi Belanda, meliputi aspek fisik bangunan, ciri-cirinya, ornamennya, dan kunci ketahanannya. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pembangunan Tangsi Belanda bisa menjadi objek keagamaan utama di provinsi Siak.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi unsur fisik Tangsi Belanda yang telah berdiri selama 161 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoritis dengan menganalisis beberapa jurnal. Hasil penelitian ini akan memperjelas atau memberikan pencerahan mengenai identifikasi komponen fisik Tangsi Belanda.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: Cagar Budaya, <em>Tangible Haritage</em>, Tangsi Belanda, Kabupaten Siak.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Dutch Tangsi is one of the legacies of the Dutch colony which is now a place of worship, namely Tangsi, a building complex that functions as a place of protection and support for the Dutch community. This research aims to determine the tangible heritage of the Dutch Tangsi building, including the physical aspects of the building, its characteristics, ornaments and the key to its durability. The main problem in this research is how the construction of the Dutch Tangsi could become the main religious object in Siak province. The aim of this research is to identify the physical elements of the Dutch Tangsi which has been established for 161 years. This research uses a theoretical approach by analyzing several journals. The results of this research will clarify or provide enlightenment regarding the identification of the physical components of Dutch Tangsi.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Keywords:<em> Cultural Heritage, Tangible Haritage, Dutch Tangsi, Siak Regency</em></p> <p>&nbsp;</p> Sinta Rolyana Ulfa, Yenny Novianti, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/333 Sun, 07 Jan 2024 00:00:00 +0700 Identifikasi Karakteristik Arsitektur Nusantara Pada Empat Masjid Tua Peninggalan Masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda Di Kabupaten Pidie Dan Pidie Jaya https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/334 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, bangunan masjid memainkan peran penting sebagai wujud budaya Islam. Khususnya di Aceh, masuknya agama Islam menciptakan peradaban Islam yang memberikan pengaruh besar pada ornamen dan bentuk arsitektur khas nusantara. Pengetahuan, pemikiran, dan lingkungan alam setempat menjadi landasan bagi terbentuknya arsitektur nusantara yang memuat makna dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Masjid-masjid tua di Indonesia, termasuk yang berada di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, memiliki ciri khas tertentu. Bentuknya sering kali berupa bujur sangkar, beratap tumpang, dengan serambi dan halaman masjid yang dikelilingi pagar tembok, dan penggunaan pintu gerbang yang merupakan pengaruh dari ajaran sebelumnya yaitu Hindu-Buddha. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali sejarah perkembangan masjid serta karakteristik arsitektur nusantara yang diterapkan pada empat bangunan masjid tua di wilayah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengidentifikasi penerapan karakteristik arsitektur nusantara melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat masjid tua memiliki perbedaan dan persamaan dalam elemen-elemen pembentuk arsitektur nusantara.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>arsitektur nusantara , islam , karakteristik , masjid </em></p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>In the development of Islam in Indonesia, mosque buildings play an important role as a form of Islamic culture. Especially in Aceh, the entry of Islam created an Islamic civilization that had a major influence on the ornaments and architectural forms typical of the archipelago. Local knowledge, thoughts and the natural environment became the foundation for the formation of archipelago architecture that contains meaning in the social and cultural life of the community. Old mosques in Indonesia, including those in Pidie and Pidie Jaya, have certain characteristics. They are often square in shape, with overlapping roofs, with porticoes and courtyards surrounded by wall fences, and the use of gates that are influenced by previous Hindu-Buddhist teachings. Therefore, this study aims to explore the history of mosque development as well as the characteristics of archipelago architecture applied to four old mosque buildings in the region. The research method used is qualitative, by identifying the application of archipelago architectural characteristics through observation and interviews. The results show that the four old mosques have differences and similarities in the elements that form archipelago architecture.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>architecture of the archipelago, Islam, characteristics, mosque </em></p> Kana Bella Islami, Armelia Dafrina, Fidyati, Diana Khairani Sofyan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/334 Mon, 08 Jan 2024 00:00:00 +0700 Tinjauan Perancangan Pilar Jembatan Terhadap Gerusan Air Sungai https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/336 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Salah satu bagian dari pengembangan jalur lintas barat Kabupaten Aceh Barat adalah Pembangunan Jembatan Krueng Sakui Sungai Mas Aceh Barat yang berada antara ruas jalan Meulaboh – Bereunuen. Berdasarkan perencanaan awal Jembatan Sakui akan menggunakan Dua abutment yang memiliki tinggi 8,10 m sedangkan kedua buah pilar memiliki ketinggian 8,35 m. Pondasi yang digunakan pondasi tiang pancang. Berdasarkan gambar rencana proyek, diameter pondasi sumuran untuk abutment adalah 3,50 m dengan kedalaman 3,50 m dan, diameter tiang pancang pilar digunakan diameter 0,40 m dengan kedalaman 12 m. Dalam menganalisa pilar, stabilitas ketahanan akibat eksentrisitas, guling dan geser serta gerusan air sungai sebesar 1,776 ton. Dari hasil analisa stabilitas pilar FS &gt; 2 aman dari guling dan FS &gt; 1,5 aman dari geser. Dari hasil analisa daya dukung pondasi tiang pancang dapat menahan beban sebesar 870,57 ton, serta perencanaan penulangan pilar yang aman digunakan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: <em>&nbsp;Pilar, Pondasi Sumuran, Pondasi Tiang, Penulangan, </em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstra</strong><strong>ct</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>One part of the development of the western crossing of West Aceh Regency is the construction of the West Aceh Krueng Sakui Sungai Mas Bridge which is located between the Meulaboh - Bereunuen road section. Based on the initial planning, the Sakui Bridge will use two abutments which have a height of 8.10 m while the two pillars have a height of 8.35 m. The foundation used is a pothole foundation for the bridge. The foundation used is a pile foundation for abutments and pillars. Based on the project plan drawing, the diameter of the pile foundation for the abutment is 3.50 m with a depth of 3.50 m, and, the diameter of the pillar piles is 0.40 m diameter with a depth of 12 m. In analyzing the abutments and pillars, the stability of resistance due to eccentricity, overturning and shear as well as the pressure that occurs due to soil pressure of 18,253 tons and river water scouring of 1,776 tons. From the results of the analysis of the stability of abutments and pillars FS&gt;2 safe from rolling and FS&gt;1.5 safe from shear. From the results of the analysis of the bearing capacity of the pits&nbsp;foundation can withstand a load of 132.17 tons, and the bearing capacity of the pile foundation can withstand a load of 870.57 tons, as well as the planning of abutment reinforcement and pillars that are safe to use.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Pillar, Well Foundation, Pile Foundation, Reinforcement</em><em>.</em></p> Juanda, Wesli, Sofyan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/336 Mon, 08 Jan 2024 00:00:00 +0700 Desain Perancangan Zona Bermain Di Kawasan Permukiman Pesisir Pusong https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/338 <h1>Abstrak</h1> <p>&nbsp;</p> <p>Kawasan permukiman di pesisir pusong memerlukan perhatian khusus dalam perancangan zona bermain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain perancangan zona bermain yang terintegrasi dengan lingkungan pesisir pusong. Menciptakan ruang yang relevan dengan anak, karena pada periode tersebut terjadi pengembangan keterampilan kognitif, kemampuan fisik, interaksi sosial, dan emosional. Metode penelitian deskriptif kualitatif yang melibatkan analisis kondisi eksisting, analisis fase pertumbuhan pada anak, dan pendekatan desain kontekstual yang berkelanjutan. Hasil analisis kondisi eksisting menunjukkan karakteristik unik pesisir pusong yang memerlukan adaptasi desain untuk memenuhi kebutuhan ruang bermain anak-anak. Melalui pengamatan terhadap fase pertumbuhan pada anak, dapat mengidentifikasi kebutuhan ruang yang diperlukan dan memberikan dasar bagi pengembangan konsep desain. Desain perancangan zona bermain menggabungkan elemen-elemen alami dan buatan, memanfaatkan potensi lingkungan pesisir pusong. Konsep ini dirancang untuk menciptakan ruang bermain yang sesuai dengan pola tumbuh kembang pada anak. Selain itu, aspek keberlanjutan diperhatikan dengan penggunaan material yang tahan terhadap kondisi lahan dan kondisi pada lingkungan pesisir. Penelitian ini menyajikan solusi inovatif dalam desain perancangan zona bermain di kawasan permukiman pesisir pusong, mempromosikan keseimbangan antara kebutuhan manusia, kondisi lahan pada kawasan pesisir, dan keberlanjutan lingkungan. Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi perencana kota dan desain untuk menciptakan ruang dan lingkungan permukiman yang lebih berdaya, berkelanjutan, dan ramah anak.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Kata kunci<em>: taman bermain, pendidikan anak-anak, desain arsitektur kontekstual, ruang publik</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <h1>Abstract</h1> <h1>&nbsp;</h1> <p>Residential areas on the Pusong coast require special attention in the design of play zones to improve the quality of life of the community. This research aims to develop a play zone design that is integrated with the pusong coastal environment. Creating a space that is relevant to children, because during this period there is development of cognitive skills, physical abilities, social interaction, and emotional. A qualitative descriptive research method involving analysis of existing conditions, analysis of growth phases in children, and a sustainable contextual design approach. The results of the existing condition analysis showed the unique characteristics of the pusong coast that require design adaptations to meet the needs of children's play spaces. Through the observation of children's growth phases, it is possible to identify the necessary space requirements and provide a basis for the development of the design concept. The design of the play zone incorporates natural and artificial elements, utilizing the potential of the pusong coastal environment. This concept is designed to create a play space that matches the growth and development patterns of children. In addition, sustainability aspects are considered with the use of materials that are resistant to land conditions and conditions in the coastal environment. This research presents innovative solutions in the design of play zones in the coastal residential areas of Pusong, promoting a balance between human needs, land conditions in coastal areas, and environmental sustainability. The practical implications of this research are expected to guide urban planners and designers to create more empowered, sustainable and child- friendly residential spaces and environments.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords<em>: playground, children's education, contextual architectural design, public space</em></p> Fuad Asfa Al fadil, Yenny Novianti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/338 Mon, 08 Jan 2024 00:00:00 +0700 Studi Eksperimental Aspal Geopori Dengan Penambahan Abu Sekam Padi Sebagai Polimer https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/339 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Aspal geopori adalah campuran aspal dan agregat tertentu yang dipadatkan dan mempunyai 10%-25% pori-pori udara yang mengalirkan air lebih cepat. Karena porinya kasar maka campuran aspal geopori cenderung memiliki stabilitas yang rendah, sehingga untuk memenuhi persyaratan diperlukan modifikasi aspal geopori dengan penambahan abu sekam padi sebagai polimer untuk mengatasi kelemahan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang menggunakan perencanaan aspal geopori pada Spesifikasi Bina Marga 2018 dan Spesifikasi <em>Australian Asphalt pavement association</em> 2004 (AAPA 2004). Tujuan modifikasi aspal geopori untuk meningkatkan <em>marshall</em> dan permeabilitas. Hasil penelitian pada variasi abu sekam padi sebesar 0,5%, 01%, 1,5%, 02%, dan 2,5%. Dari persentase 0,5% yang memenuhi persyaratan Spesifikasi AAPA (2004) dengan nilai stabilitas 575,7 kg, <em>Marshall Quotient</em> 157,83 kg/mm, <em>flow</em> 3,68 mm, <em>Void In Mix</em> 19,01% dan permeabilitas 0,51 cm/det. Nilai <em>stability</em> aspal modifikasi abu sekam padi&nbsp; menghasilkan nilai 5% lebih besar apabila dibandingkan dengan aspal tanpa penambahan polimer abu sekam padi.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Aspal geopori, abu sekam padi, permeabilitas, parameter marshall, stabilitas.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>The geopori asphalt is a mixture of densely packed asphalt and aggregates and has 10%-25% of the air's pores that deliver water faster. Since the pore is coarse, the mixture of geopori asphalt tends to give low stability to the mixture, so applying the ashes of rice chaff as polymer is necessary to satisfy the requirements. The methods used are experimental methods that use geopori asphalt planning on the 2018 clan building specs and the 2004 Australian geographical association association (aapa 2004) specs. The purpose of geopori asphalt modifications to increase Marshall and permeability. The results of the study on ashes of rice chaff are 0.5%, 01%, 1.5%, 02%, and 2.5%. Of the percentage of 0.5% that meet aapa specification requirements (2004) with a value of stability 575.7 kg (2004), Marshall quotient 157.83 kg/mm, flow 3.68 mm, void in mix 19.01% and permeability 0.51 cm/ SEC. The restored value of the ash ash that has been restored to rice chaff has increased 5% more than the one with no additional polymer of rice chaff.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Keywords:<em> Geopori Asphalt, Ashes Rice Chaff,, Permeability, Marshall Parameter, Stability</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Lilyan Angela, Wesli Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/339 Mon, 08 Jan 2024 00:00:00 +0700 Kewaspadaan Masyarakat Untuk Mengatasi Banjir Di Kota Lhokseumawe https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/340 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Bencana banjir, kurang mengakui tiga serangkai penyebab kerugian ekonomi dari semua bencana alam di seluruh dunia.Lhokseumawe&nbsp;adalah&nbsp;kota kota tepi laut, telah terjadi banjir sejak zaman dahulu. sejak zaman dahulu Tujuan tujuandari dari ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis respon masyarakat dan hubungannya dengan pemahaman, tindakan mereka Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis respon masyarakat serta hubungannyadengan pemahaman,tindakan. adalahPenelitian ini sebuah studi eksplorasieksploratif berdasarkan data primer dan sekunder. berdasarkan data primer dan sekunder. Observasi kuesioner,langsung, wawancara semi terstruktur, wawancara semi Dandan diskusi kelompok terfokus digunakan untuk mengumpulkan data.diskusi kelompok terfokus digunakan untuk mengumpulkan data . Satu sampel ukuran 128 dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. 128dipilih menggunakan metode purposive sampling. Seluruh dari penelitian tersebutmenunjukkan bahwa masyarakat di wilayah pesimistis memiliki tingkat pengetahuan yang menunjukkantinggi orang-orang itubenjir(64%).didaerah pesimistis mempunyai tingkat pengetahuan yang relatif tinggi tentang benjir (64 % ). pengetahuan adalahini agak rendahrendah dibandingkan dengan jumlah tahun pengalaman mereka dibandingkan dengan namun demikian, mereka cukup optimis (43%) karena sebagian besar lansia adalah masyarakat miskin yang tidak mampu mempekerjakan banyak pekerja untuk menyesuaikan kondisi rumah mereka yang semakin rusak. jumlah tahun yang mereka alami namun demikian, mereka cukup optimis (43%) karena sebagian besar lansia adalah masyarakat miskin yang tidak mampu mempekerjakan banyak pekerja untuk menyesuaikan kondisi rumah mereka yang semakin rusak.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>kesiapsiagaan masyarakat, banjir</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Flood disasters, lack of recognition of the triad of causes of economic loss from all natural disasters throughout the world. Lhokseumawe is a seaside city, there have been floods since ancient times. Since ancient times the aim of this has been to analyze and analyze people's responses and analyze with understanding, their actions. This research aims to identify and analyze community responses and understand, through understanding, actions. This research is an exploratory study based on primary and secondary data. based on primary and secondary data. Questionnaire, direct observation, semi-structured interviews, semi-structured interviews and focus group discussions were used to collect data. focus group discussions were used to collect data. A sample of size 128 was selected using the purposive sampling method. 128 were selected using the purposive sampling method. All of these studies show that people in pessimistic areas have a level of knowledge that shows that people are high (64%). in pessimistic areas have a relatively high level of knowledge about floods (64%). This knowledge is rather low compared to the number of years of experience they have, however, they are quite optimistic (43%) because most of the elderly are poor people who cannot afford to employ many workers to adapt to the increasingly damaged condition of their homes. However, they are quite optimistic about the number of years they have experienced (43%) because most of the elderly are poor people who cannot afford to employ many workers to adjust the condition of their increasingly damaged homes.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>community preparedness, flood</em></p> Muhammad Rayyan, Muhammad Arrazhi, Muhammad Al Fuada, muhammad zawil maulana, Muharil, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/340 Mon, 08 Jan 2024 00:00:00 +0700 Penggunaan Beton Bertulang Sebagai Pembentuk Konstruksi https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/368 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Beton bertulang merupakan gabungan antara tulangan beton dan baja yang bekerja sama untuk menopang beban-beban yang ada. Baja tulangan akan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan pencarian literatur. Seleksi Literatur: Setelah menemukan literatur yang sesuai, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan memilih literatur yang paling sesuai dan berkualitas tinggi. Analisis Literatur: Setelah memilih literatur, perlu dilakukan analisis mendalam terhadap isi literatur. Agar struktur balok yang diterbitkan menjadi kokoh, ada 3 hal yang harus dibuktikan dalam suatu konstruksi beton bertulang, yaitu: Pengecekan daktilitas struktur dengan membatasi kecepatan tulangan, pengecekan kekakuan dengan melakukan analisa defleksi, dan memeriksa retakan pengekangan. Beton mengeras karena adanya reaksi kimia yang terjadi antara semen Portland dan air. Beton merupakan suatu bahan yang antara lain mempunyai sifat dapat mengalami fenomena rangkap (creep) yaitu menyusutnya pori-pori beton apabila mendapat pembebanan secara terus-menerus, yang dalam jangka waktu akan berdampak pada munculnya defleksi beton.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Beton, Bertulang, Baja, Perencanaan, Tulangan</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Reinforced concrete is a combination of concrete and steel reinforcement that work together to support existing loads. Reinforcing steel will provide tensile strength that concrete does not have. The method used in this research is to identify the research topic, the next step is to conduct a literature search. Literature Selection: After finding suitable literature, the next step is to evaluate and select the most suitable and high-quality literature. Literature Analysis: After selecting the literature, it is necessary to conduct an in-depth analysis of the contents of the literature. In order for the published beam structure to be robust, there are 3 things that must be proven in a reinforced concrete construction, namely: Checking the ductility of the structure by limiting the reinforcement speed, checking the stiffness by performing deflection analysis, and checking the restraint cracks. Concrete hardens due to the chemical reaction that occurs between Portland cement and water. Concrete is a material that, among other things, has the property of being able to experience the phenomenon of creep, namely the shrinkage of concrete pores under continuous loading, which in time will have an impact on the appearance of concrete deflection.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Reinforced concrete, Steel, Planning, Reinforcement</em></p> Lidia Erianto, Nurfaiza Nasution, Arief Pramananda Sani, Setia Budi, Mustafa Miko Kamal, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/368 Sun, 21 Jan 2024 00:00:00 +0700 Analisis Perencanaan Jembatan Pusong – Kandang Menggunakan Sistem Prategang https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/413 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Jembatan Pusong-Kandang berada di Kota Lhokseumawe yang berfungsi sebagai penyambung jalan lingkar jalan Medan-Banda Aceh yang berada di kawasan desa kandang dan juga berfungsi sebagai jalur evakuasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk melihat besarnya selisih nilai tinjauan antara penggunaan penampang box girder prategang dan PCI girder prategang. Penelitian ini dilakukan dengan mengubah penampang yang digunakan dan standar pembebanan berdasarkan SNI 1726-2016. Dalam penelitian ini didapatkan selisih nilai momen maksimum dan gaya lintang maksimum untuk penampang box girder dan PCI girder sebesar 8,5 % dan 6,9 %, tendon yang dibutuhkan antara penampang PCI dan Box adalah sebanyak 20 buah dan 18 buah, kehilangan prategang yang terjadi sebesar 25,97% dan 27,40% dengan selisih kehilangan prategang antara penampang box girder dan PCI girder sebesar 1,43 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan bentuk penampang dari PCI girder ke bentuk box girder dapat mengurangi nilai gaya dalam serta kehilangan prategang yang terjadi pada jembatan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci:&nbsp;<em>Beton prategang, box gird</em><em>er, jembatan, kehilangan prategang, pci girder,&nbsp;&nbsp; tendon</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Pusong-Kandang Bridge is in Lhokseumawe City which functions as a connection to the Medan-Banda Aceh ring road which is in the Kandang village area and also functions as a disaster evacuation route. This research aims to see the magnitude of the difference in review scores between the use of prestressed box girder cross sections and PCI prestressed girders. This research was carried out by changing the cross-section used and the loading standards based on SNI 1726-2016. In this study, it was found that the difference between the maximum moment and maximum transverse forces for the box girder and PCI girder sections was 8.5% and 6.9%, the tendons required between the PCI and Box sections were 20 and 18, respectively, the loss of prestress that occurred amounting to 25.97% and 27.40% with a difference in prestress loss between the box girder and PCI girder sections of 1.43%. The results of this research show that changing the cross-sectional shape from PCI girder to box girder can reduce the value of internal forces and prestress losses that occur in the bridge.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Prestressed concrete box girders, bridges, prestress loss, PCI girders, &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; tendons</em></p> <p>&nbsp;</p> Adlin Ashari Nasution, Wesli Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/413 Sun, 28 Jan 2024 00:00:00 +0700 Studi Eksperimental Cellular Lightweight Concrete Menggunakan Styrofoam Sebagai Pengganti Foam Agent Untuk Berat Volume 800 Kg/m3 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/414 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Bata ringan adalah material baru pengganti bata merah yang biasanya digunakan sebagai pasangan dinding. <em>Styrofoam</em> adalah material ringan yang saat ini banyak menjadi limbah, untuk mengurangi limbah ini dilakukan penelitian pembuatan bata ringan menggunakan <em>styrofoam</em> sebagai pengganti <em>foam agent</em>. Tujuan yang ingin dicapai, untuk mengetahui besarnya nilai sifat mekanis bata ringan <em>styrofoam</em>. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Hasil penelitian dengan variasi Bata Ringan <em>Foam Agent</em> (BRFA), Bata Ringan <em>Foam Agent</em> + <em>Superplasticizer</em> (BRFA+SP), Bata Ringan <em>Styrofoam</em> (BRSF), dan Bata Ringan <em>Styrofoam</em> + <em>Superplasticizer</em> (BRSF+SP) kuat tekan diperoleh berturut-turut sebesar 1,765 MPa, 1,911 MPa, 1,785 MPa, dan 2,335 MPa. Kuat tarik belah diperoleh berturut-turut sebesar 0,338 MPa, 0,336 MPa, 0,372 MPa, dan 0,393 MPa. Kuat lentur diperoleh berturut-turut sebesar 1,147 MPa, 1,253 MPa, 1,253 MPa, dan 1,387 MPa. Dari hasil tersebut, <em>styrofoam</em> menambah kekuatan serta elastisitas pada bata ringan. Dengan demikian, <em>styrofoam</em> dapat dijadikan pengganti <em>foam agent</em> dalam pembuatan bata ringan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Foam agent, kuat lentur, kuat tarik belah, kuat tekan, styrofoam</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Light brick is a new material to replace red brick which is usually used as a wall masonry. Styrofoam is a lightweight material that is currently a lot of waste, to reduce this waste, research was carried out on making lightweight bricks using Styrofoam as a substitute for foam agents. The purpose of this study was to determine the magnitude of the value of mechanical properties of Styrofoam lightweight bricks. The method used is experimental. The results of the study with variations of Lightweight Brick Foam Agent (BRFA), Lightweight Brick Foam Agent + Superplasticizer (BRFA + SP), Lightweight Styrofoam Brick (BRSF), and Lightweight Brick Styrofoam + Superplasticizer (BRSF + SP) compressive strength were obtained respectively of 1,765 MPa, 1,911 MPa, 1,785 MPa, and 2,335 MPa. The tensile strength was obtained by 0,338 MPa, 0,336 MPa, 0,372 MPa, and 0,393 MPa, respectively. Flexural strength was obtained at 1,147 MPa, 1,253 MPa, 1,253 MPa, and 1,387 MPa, respectively. From these results, Styrofoam adds strength and elasticity to lightweight bricks. Thus, Styrofoam can be used as a substitute for foam agents in making lightweight bricks.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Foam agent, bending strength, tensile strength, compressive strength, styrofoam</em></p> <p>&nbsp;</p> Wesli, Muhammad Iqbal, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/414 Sun, 28 Jan 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Pergerakan Kaki Tower Terhadap Struktur Tower Transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 500 KV https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/415 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Tower </em>Transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV secara geometri memiliki tinggi 20 m – 120 m, <em>tower </em>ini memiliki tinggi 65.3 m. Sehingga, memerlukan lahan luas dan terhindar dari gangguan untuk menjaga keamanan struktur. Penelitian ini untuk mengetahui tegangan (<em>stress</em>) dan deformasi pada <em>tower </em>akibat keadaan lingkungan. penelitian menggunakan metode elemen hingga, analisis menggunakan <em>software </em>STAAD.Pro V8i untuk melihat tegangan (<em>stress</em>) dan deformasi pada struktur apakah masih dalam kuat batas yang diizinkan berdasarkan peraturan BS 8100, SNI 1729-2020 dan AISC 360-10. Hasil analisis menunjukkan rata – rata kenaikan tegangan (<em>stress</em>) tertinggi berada di <em>leg </em>B, <em>right bracing </em>meningkat sebesar 263%, <em>main bracing </em>696% dan <em>left bracing </em>558%. <em>Displacement </em>maksimum terjadi di <em>leg </em>B node 750 sumbu x sebesar 2151.55 mm dan sumbu z 1149 mm. Perubahan tersebut menyebabkan gaya dalam dan rasio pada <em>member </em>meningkat, sehingga <em>tower </em>mengalami kegagalan struktur karena telah melewati batas izin berdasarkan peraturan BS 8100, SNI 1729-2020 dan AISC 360-10.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Deformasi, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), Tegangan, Tower Transmisi, STAAD.Pro V8i.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The 500 kV Extra High Voltage Air Line Transmission Tower (SUTET) geometrically has a height of 20 m – 120 m, This tower has a height of 65.3 m.. So, it requires a large area and avoids interference to maintain the safety of the structure. This research is to determine stress and deformation in the tower due to environmental conditions. research using the finite element method, analysis using STAAD.Pro V8i software to see whether stress and deformation in the structure are still within the permitted strength limits based on BS 8100, SNI 1729-2020 and AISC 360-10 regulations. The results of the analysis show that the highest average increase in stress was in leg B, right bracing increased by 263%, main bracing 696% and left bracing 558%. The maximum displacement occurs at leg B node 750, the x-axis is 2151.55 mm and the z-axis is 1149 mm. These changes caused the internal force and ratio of members to increase, so that the tower experienced structural failure because it had exceeded the permit limits based on BS 8100, SNI 1729-2020 and AISC 360-10 regulations.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: Deformation, Extra High Voltage Air Duct (SUTET), Voltage, Transmission Tower, STAAD.Pro V8i.</p> Shinta Rahmayanti, Khairullah, Emi Maulani, Yovi Chandra, Herman Fithra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/415 Sun, 28 Jan 2024 00:00:00 +0700 Perancangan Rumah Susun Reuse Container Tropis Pasca Pandemi: Solusi Inovatif Terhadap Kepadatan Penduduk https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/416 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Secara global, pandemi COVID-19 telah mengubah persepsi tentang perumahan. Sementara itu, Indonesia masih berjuang dengan efek dari pertumbuhan penduduk yang cepat serta masalah kepadatan penduduk. Dalam konteks ini, penelitian ini menyelidiki pendekatan inovatif untuk mengatasi kedua isu tersebut: penggunaan kembali rumah kontainer dengan desain tropis. Aspek utama dari ide ini adalah kontainer pengiriman daur ulang, yang berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan mudah diperoleh. Pendekatan tropis mempertimbangkan pencahayaan alami, ventilasi alami, dan penggunaan ruang yang fleksibel untuk mendorong keberlanjutan di iklim tropis. Terkait dengan hal ini, penelitian ini menjelaskan bagaimana perumahan kontainer merespons masalah pandemi dan kepadatan penduduk sambil menciptakan perumahan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan yang dapat beradaptasi dengan tuntutan yang berubah dari dunia saat ini.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci:<em> covid-19, konsep desain tropis, reuse container, rumah susun.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Globally, the COVID-19 pandemic has changed perceptions about housing. In the meantime, Indonesia is still struggling with the effects of its fast expanding population as well as problems with population density. Within this context, this study investigates an innovative approach to address both issues: the reuse of container houses with a tropical design. The primary aspect of this idea is recycled shipping containers, which contribute environmental sustainability and are readily available. The tropical approach considers natural lighting, natural ventilation, and flexible space use into consideration to encourage sustainability in a tropical climate. In regard to this, this study explains how container housing responds to the issues of pandemic and population density while creating safe, comfortable, and sustainable housing that adapts to the changing demands of today's world.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>covid-19, tropical design concept, container reuse, apartment building.</em></p> Abdurrahman, Sisca Olivia Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/416 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0700 Peran Museum Sebagai Wadah Untuk Mempelajari Sejarah (Museum Perjuangan Rakyat Aceh di Kota Lhokseumawe) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/417 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Museum Perjuangan Rakyat Aceh di Kota Lhokseumawe merupakan fasilitas yang dirancang untuk mengatasi krisis identitas Kota Lhokseumawe dan dijadikan sebagai alternatif tempat hiburan bagi warga Kota Lhokseumawe. Fasilitas museum memberikan informasi tentang sejarah perjuangan masyarakat Aceh di kota Lhokseumawe. Sejak tahun 1988, gagasan untuk menaikkan status Kotif Lhokseumawe menjadi kotamadya mulai diupayakan, sehingga lahirlah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe pada tanggal 21 Juni 2001 yang disetujui oleh Presiden Republik indonesia Abdurrahman Wahid yang wilayahnya meliputi tiga kecamatan: Kecamatan Banda Sakti , Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan Blang Mangat. Dalam perancangan arsitekturnya dan didukung dengan pendalaman karakter ruang untuk menciptakan suasana pada saat kejadian, serta memberikan informasi tentang para pahlawan Aceh yang berperang pada saat itu serta tentang alat-alat perang yang digunakan. Museum ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti photography spot, café outdorr, dan Taman OutDor yang cukup luas pada rooftop museum.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Kata kunci: <em>Museum, desain, sejarah Aceh</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The Aceh People's Struggle Museum in Lhokseumawe City is a facility designed to answer the identity crisis of Lhokseumawe City and as an alternative entertainment for the residents of Lhokseumawe City. Museum facilities provide information on the history of the struggle of the Acehnese people in Lhokseumawe City. Since 1988, the idea of increasing the status of Kotif Lhokseumawe to a Municipality began to be pursued, resulting in Law Number 2 of 2001 concerning the Establishment of the City of Lhokseumawe dated 21 June 2001 which was signed by the President of the Republic of Indonesia, Abdurrahman Wahid, whose territory covers three sub-districts, namely: Banda Sakti District, Muara Dua District , and Blang Mangat District. In architectural design and supported by deepening the character of the space to provide the atmosphere when the incident took place, as well as providing information regarding the Acehnese heroes who fought at that time and also the weapons of war used. This museum is also equipped with supporting facilities such as a photography spot, outdoor café, and a fairly large outdoor garden on the museum's rooftop.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p><strong>&nbsp;</strong>Keywords: <em>Museum, design, history of Aceh</em></p> Mhd Danu Wijaya, Yenny Novianti, Nasrudin Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/417 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0700 Evaluasi Kesesuaian Pasar Al-Mahirah Kota Banda Aceh Dengan SNI 8152-2015 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/418 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Pasar Almahirah merupakan pasar induk yang menjadi salah satu pusat akttivitas perekonomian yang penting di Kota Banda Aceh, Pembangunan Pasar mengacu pada SNI 8152-2015 dengan memperhatikan kebutuhan pengadaan fasilitas yang sesuai standar agar dapat menampung aktivitas masyarakat dipasar dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kondisi pasar Almahirah dengan SNI 8152-2015 secara teknisnya. Berdasarkan persepsi pengguna, terdapat empat fasilitas penting yang harus diperhatikan, yaitu koridor, drainase, zonasi dan ruang dagang dengan analisis deskriptif kuantitatif terkait persentase kesesuaian kondisi eksisting pasar A-Mahirah dengan SNI 8152-2015. Terkait hal tersebut masih dibutuhkan kebijakan dalam pemeliharaan dan perbaikan apabila kondisi kebutuhan dan mobilitas pengguna semakin meningkat sewaktu-waktu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>&nbsp;evaluasi pasar, SNI 8152-2015, Pasar Tradisional.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Almahirah Market is a main market which is one of the important centers of economic activity in Banda Aceh City. Market Development refers to SNI 8152-2015 by paying attention to the need to provide facilities that comply with standards in order to accommodate community activities in the market optimally. This research aims to see the technical suitability of Almahirah market conditions with SNI 8152-2015. Based on user perceptions, there are four important facilities that must be considered, namely corridors, drainage, zoning and trading space with quantitative descriptive analysis regarding the percentage of conformity of the existing conditions of the A-Mahirah market with SNI 8152-2015. Regarding this matter, policies are still needed for maintenance and repair if the conditions of user needs and mobility increase at any time.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Keywords: <em>market evaluation, SNI 8152-2021, Traditional Market.</em></p> <p>&nbsp;</p> Nurul Fahni, Rinaldi Mirsa, Sisca Olivia, Yenny Novianti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/418 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0700 Desain Museum Del Tiempo https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/419 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kota Lhokseumawe memiliki 1 museum yang ada di pusat kota, hanya saja museum yang ada hanya memarkan sejarah dan budaya khas aceh. masyarakat biasanya belajar mengenai sejarah dan budaya melalui buku dan internet saja, jika pergi ke museum budaya dan sejarah lainnya perlu keluar kota. Tentu masyarakat terutama pelajar dan pendidik haru mengeluarkan biaya mahal untuk keluar kota. Pengeluaran akan lebih hemat jika Kota Lhokseumawe memiliki museum baru yang lebih memedai dan mewadahi mengenai sejarah dan budaya nasional, akhirnya terciptalah desain museum &nbsp;di Kota Lhokseumawe yang mudah di akses segala kalangan dan tentu dapat menghemat waktu dan biaya. Bangunan yang besar dan megah bernama Museum <em>Del Tiempo </em>yang berarti waktu, waktu sendiri akan mempengaruhi dengan dengan desain bangunan yang berkonsep <em>Movement</em>. Upaya ini sejalan dengan visi menciptakan ruang budaya yang aman, inklusif, dan berkelanjutan yang bergerak dari waktu ke waktu(masa lalu, masa kini, dan masa depan) karena sejarah akan selalu terukir dari waktu ke waktu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Museum, konsep movement, desain .</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Lhokseumawe City has 1 museum in the city center, it's just that the existing museum only describes the history and culture of Aceh. people usually learn about history and culture through books and the internet only, if you go to other cultural and historical museums you need to go out of town. Of course the community, especially students and educators, have to pay expensive fees to get out of town. Expenditures will be more efficient if Lhokseumawe City has a new museum that is more memedai and accommodates about national history and culture, finally creating a museum design in Lhokseumawe City that is easily accessible to all circles and can certainly save time and money. A large and magnificent building called Museum Del Tiempo which means time, time itself will affect with the design of the building with the concept of Movement. This effort is in line with the vision of creating a safe, inclusive and sustainable cultural space that moves from time to time (past, present and future) because history will always be engraved from time to time.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Museum, concept movement, design.</em></p> Rizka Adhalia, Sisca Olivia, Nurhaiza Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/419 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0700 Transformasi Analogi Bentuk Bunga Melati Pada Pra-Rancangan Gedung Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/420 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kampus adalah tempat institusi pendidikan menjalankan kegiatan akademik dan memiliki beragam bangunan dan fasilitas. Desain kampus yang mempertimbangkan budaya lokal bisa menguatkan identitas dan nilai-nilai tradisional. Desain kampus dengan menggunakan analogi bentuk bunga melati bertujuan sebagai strategi untuk menghormati keberagaman simbol lokal dan menciptakan suatu lingkungan inklusif. Menggunakan analogi bentuk bunga melati dalam desain dapat menciptakan lingkungan estetis yang memancarkan pesan positif. Metode penelitian yang diterapkan&nbsp; melibatkan penggunaan data yang telah ada dengan merujuk pada teori-teori terkait, baik dalam aspek arsitektural maupun non-arsitektural. Proses penelitian dimulai dari pengumpulan data dan berlanjut hingga pengolahan data secara faktual, dengan tujuan untuk memahami implementasi konsep arsitektur analogi pada bentuk bangunan. Penerapan prinsip arsitektur analogi tidak hanya melibatkan penjiplakan langsung dari objek yang dijadikan analogi. Sebaliknya, diperlukan proses analisis dan penggabungan elemen-elemen tersebut untuk menghasilkan bentuk baru.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>kampus, </em><em>analogi, </em><em>kon</em><em>s</em><em>e</em><em>p</em><em> pra-rancangan kampus</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>A campus is where an educational institution conducts academic activities and features various buildings and facilities. Campus design that considers local culture can strengthen traditional identity and values. Designing a campus using the analogy of the jasmine flower aims as a strategy to honor the diversity of local symbols and create an inclusive environment. Utilizing the analogy of the jasmine flower in design can create an aesthetic environment that radiates a positive message. The research method applied involves using existing data and referring to relevant theories, both in architectural and non-architectural aspects. The research process starts with data collection and continues to factual data processing, with the aim of understanding the implementation of the architectural analogy concept in building forms. The application of architectural analogy principles does not solely involve direct replication of the object used as an analogy. Instead, it requires a process of analysis and integration of these elements to generate a new form that still maintains visual similarity with the object being analogized.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>campus, </em><em>analogi, </em><em>pre-design concept</em></p> Syahar Nanda T, Dela Andriani, Sisca Olivia Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/420 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Konsep Green Building Pada Bangunan Rumah Tinggal https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/422 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Indonesia adalah sebuah negara yang menjadi salah satu penduduknya semakin meningkat, sehingga kepadatan yang semakin tinggi yang membuat pembangunan di Indonesia semakin padat dan semakin berkurang penghijauan yang ada di lingkungan sekitar. Faktor dari Pembangunan yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan ruang terbuka hijau semakin&nbsp;berkurang. Kota Lhokseumawe adalah daerah perkotaan yang terletak di Tengah-tengah antara Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe juga di-juluki dengan Kota Petro Dolar dikarenakan kota ini terkenal dengan sumber daya alam</p> <p>(SDA) yang berlimpah seperti PT. Arun, PT. Exxon Mobile,&nbsp;dan&nbsp;lain-lain. Kota Lhokseumawe dari segi jumlah penduduk sudah dikatakan padat, dari segi penghijauan/vegetasi dari segi factual di Kota Lhokseumawe sangat kurang, sehingga memberi dampak dari segi suhu udara yang tinggi sehingga kebanyakan bangunan di Kota Lhokseumawe menggunakan sistem Heating, Ventilation and Air Condirioning&nbsp;(HVAC). Konsep bangunan hijau atau Green Building menjadi alternatif yang dikembangkan untuk mengatasi kerusakan alam secara efektif dengan menerapkan konsep tersebut, serta diaplikasikan pada kegiatan yang berorientasikan zero energy use dan penggunaan energi terbarukan supaya terciptanya kenyamanan dan hemat energi dalam bangunan rumag tinggal. Metode penelitian ialah literatur review, karena di Kota Lhokseumawe maupun daerah tetangga belum ada penerapan konsep green building pada rumah tinggal, sehingga dengan adanya penelitian ini, bisa menjadi satu motivasi supaya masyarakat Kota Lhokseumawe menerapakan konsep green building tersebut, dengan penerapan konsep green building ini bisa mengatasi permasalahan iklim di Kota Lhokseumawe.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Pemanasan global, suhu, green building</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Indonesia is a country where the population is increasing, so the density is getting higher which makes development in Indonesia increasingly dense and the greenery in the surrounding environment is decreasing. Development factors are increasing, resulting in decreasing green open space. Lhokseumawe City is an urban area located in the middle between Banda Aceh City, Lhokseumawe City is also nicknamed Petro Dollar City considering that this city is famous for its abundant natural resources (SDA) such as PT. Arun, PT. Exxon Mobile, and etc. Lhokseumawe City in terms of population is said to be dense, in terms of greening/vegetation from a factual perspective in Lhokseumawe City it is very lacking, so it has an impact in terms of high air temperatures so that most buildings in Lhokseumawe City use Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC) systems. . The green building concept is an alternative that has been developed to deal with natural damage effectively by applying this concept, and applying it to activities oriented towards zero energy use and the use of renewable energy to create comfort and save energy in residential buildings. The research method is a literature review, because in Lhokseumawe City and neighboring areas there is no standardization of the green building concept in residential homes, so this research could be a motivation for the people of Lhokseumawe City to apply the green building concept, By implementing the green building concept, we can overcome climate problems in Lhokseumawe City.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Key words: <em>Global warming, temperature, green buildings</em></p> Muhammad Ardyan, Soraya Masthura Hassan, Yenny Novianti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/422 Tue, 30 Jan 2024 00:00:00 +0700 Evaluasi Fungsi Kenyamanan Thermal Pada Taman Bunga Lapangan Merdeka Kota Pematangsiantar https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/423 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kota Pematangsiantar merupakan salah satu kota yang mengalami peningkatan penduduk yang cukup signifikan, mengakibatkan peningakatan pembangunan yang pesat yang menimbulkan efek pengalihan fungsi lahan. RTH merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kualitas iklim mikro pada perkotaan. Salah satu bentuk RTH adalah Taman Kota namun banyaknya fasilitas yang disediakan mengakibatkan kelalaian dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya taman sebagai pengendali iklim mikro perkotaan yang berpengaruh terhadap kenyamanan. Bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat kenyamanan thermal Taman Bunga dalam memberikan keyamanan pada kota dan pengguna taman, selain itu sebagai edukasi tentang fungsi taman bukan hanya sebagai tempat rekreasi. Metode yang digunakan <em>mixmethods</em> dengan data kuantitatif berasal dari pengukuran menggunakan alat dan penyebaran kuesioner, kualitatif dipeloreh dari hasil analisis terhadap data kuantitatif. Rata-rata suhu Taman Bunga 30,9 °C, dan area luar taman 32,4 °C. Nilai Kelembapan area taman 58,6 %, dan luar 56,05. THI pada Taman 28,34 dengan kategori belum memenuhi standar yang ditetapkan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Kenyamanan, Suhu, Kelembaban</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Pematangsiantar City is one of the cities that has experienced a significant increase in population, resulting in a rapid increase in development which has the effect of transferring land functions. RTH is one of the important factors in maintaining the quality of microclimate in urban areas. One form of green space is the City Park, but the many facilities provided result in negligence and lack of public understanding of the importance of parks as urban microclimate controllers that affect comfort. Aiming to determine the percentage level of thermal comfort of Flower Park in providing security to the city and park users, besides that as an education about the function of the park not only as a place of recreation. The method used mixmethods with quantitative data derived from measurements using tools and distributing questionnaires, qualitative dipeloreh from the analysis of quantitative data. The average temperature of the Flower Garden is 30.9°C, and the area outside the park is 32.4°C. Humidity value of the garden area 58.6%, and outside 56.05. THI in the garden 28.34 with the category has not met the standards set.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords:<em> comfort, temperature, humidity</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Ade Irma Ramadhani, Effan Fahrizal, Hendra A, Muhammad Iqbal Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/423 Tue, 30 Jan 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Binjai, Sumatera Utara https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/424 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Binjai merupakan penghubung antara Binjai Utara dan Kwala Begumit serta daerah dengan aktivitas sisi jalan yang tinggi, disebabkan oleh keberadaan pasar juga pusat hiburan. Hal tersebut menyebabkan penurunan kinerja ruas jalan. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif penanganan guna meningkatkan kinerja jalan menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia tahun 2014. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 7 hari, dimulai dari pukul 06.00 – 18.00 WIB dengan interval waktu 15 menit. Data yang diambil yaitu data volume kendaraan, kecepatan kendaraan, data hambatan samping serta data penunjang lainnya, kemudian di analisa menggunakan metode regresi linier berganda dengan menggunakan standar perhitungan PKJI 2014 diperoleh kapasitas 3357,5 skr/jam, volume jam puncak berkisar antara 1438,6 sampai 2205,5 skr/jam, kecepatan berkisar antara 29,5-34,9 km/jam dan tingkat pelayanan jalan C. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh model terbaik besar kontribusi hambatan samping terhadap volume adalah 97,6% dengan model persamaannya Y= 539.876 + 1.060X2 + 0.646X3. Faktor hambatan samping yang paling berpengaruh adalah kendaraan parkir dan berhenti juga kendaraan keluar masuk, sehingga perlu dilakukan realokasi/penertiban pedagang kaki lima ke tempat yang sudah disediakan oleh Pemko Kota Binjai juga penyertaan kebijakan perparkiran sehingga kendaraan parkir akan lebih efektif dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Kinerja jalan, Hambatan Samping, Tingkat Pelayanan, Regresi</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstact</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Jalan Perintis Kemerdekaan, Binjai City, is a link between North Binjai and Kwala Begumit and an area with high roadside activity, caused by the presence of markets as well as entertainment centers. This causes a decrease in the performance of the road section. Therefore, alternative treatments are needed to improve road performance using the 2014 Indonesian Road Capacity Guidelines. Data collection in the field was carried out for 7 days, starting from 06.00 -18.00WIB with a time interval of 15 minutes. The data taken are vehicle volume data, vehicle speed, sample obstacle data and other supporting data, then analyzed using the multiple linear regression method using the 2014 PKJI calculation standard to obtain a capacity of 3357.5 km/hour, peak hour volume ranging from 1438.6 to 2205.5 km/hour, speed ranging from 29.5-34.9 km/hour and road service level C. Based on the results of multiple linear regression analysis, the best model obtained for the contribution of side obstacles to volume is 97.6% with the equation model Y = 539.876 + 1.060X2 + 0.646X3. The most influential side obstacle factors are parking and stopping vehicles as well as vehicles in and out, so it is necessary to reallocate / control street vendors to the place provided by the City Government of Binjai as well as the inclusion of parking policies so that parking vehicles will be more effective and not interfere with the smooth flow of traffic.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Keywords: Road performance, Side Obstacles, Level of Service, Regression</em></p> Lis Ayu Widari, Emalianta Br Pa, Nura Usrina, Said Jalalul Akbar, Yovi Chandra Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/424 Tue, 30 Jan 2024 00:00:00 +0700 Analisis Karakteristik Dan Tingkat Kebutuhan Parkir Pada Kawasan Pertokoan Keude Geudong Kecamatan Samudera Aceh Utara https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/426 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kawasan pertokoan Keude Geudong merupakan pusat perbelanjaan yang ada di Geudong dimana mempunyai tarikan yang tinggi pada jam-jam tertentu dengan kondisi tatanan parkir yang kurang baik dikarenakan tidak adanya lahan parkir khusus untuk pengguna parkir. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan parkir dikawasan pertokoan Keude Geudong. Adapun data primer yang digunakan berupa jam masuk dan keluar kendaraan. Data yang dihasilkan kemudian dianalis berdasarkan pedoman Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998. Hasil analisis data selama 7 hari (Senin-Minggu) pengamatan yaitu volume parkir sepeda motor tertinggi yaitu 457 kendaraan dan volume parkir mobil tertinggi yaitu 25 kendaraan. Akumulasi parkir sepeda motor tertinggi di ruas 5 sebesar 37 kendaraan/30 menit dengan kapasitas parkir yang tersedia yaitu 124 SRP dan untuk kendaraan mobil terjadi di ruas 5 sebesar 8 kendaraan/30 menit dengan kapasitas tersedia sebesar 22 SRP maka kapasitas parkir masih memenuhi pada ruas tersebut. Indeks parkir sepeda motor tertinggi terjadi di ruas 1 sebesar 54,55% dan untuk kendaraan mobil tertinggi terjadi di ruas 2 sebesar 54,55%. Tingkat pergantian parkir kendaraan sepeda motor tertinggi terjadi di ruas 1 sebesar 7,93 kendaraan/hari/ruang dan untuk kendaraan mobil tertinggi terjadi di ruas 2 sebesar 1,82 kendaraan/hari/ruang. Kebutuhan parkir sepeda motor dengan nilai maksimum yaitu terjadi pada hari Jumat/17 Februari 2023 di ruas 5 sebesar 14,84 SRP dan kebutuhan parkir mobil dengan nilai maksimum yaitu terjadi pada hari Senin/13 Februari 2023 di ruas 5 sebesar 2,16 SRP. Berdasarkan hasil, kawasan tersebut tidak membutuhkan penambahan areal parkir.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>ka</em><em>rakteristik parkir, </em><em>kapasitas parkir, k</em><em>ebutuhan parkir</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The Keude Geudong shopping area is a shopping center in Geudong, which has a high full at certain hours poor parking conditions due to the absence of spesial parking lots for parking users. Based on these conditions, the purpose of this study was conducted to determine the characteristic and parking needs in the Keude Geudong shopping area. The primary data used is in the form of vehicle entry and exit hours. The resulting data was then analyzed based on the quidelines of the Directorate General of Land Transportation 1998. The result of data analisys for 7 days (Monday-Sunday) of the study were the highest motorcycle parking volume of 457 vehicles and the highest car parking volume of 25 vehicles. The highest motorcycle parking accumulation in section 5 in 37 vehicle/30 minutes with an available parking capacity of 124 SRP and for car vehicle occours in section 5 of 8 vehicle/30 minutes with an available capacity of 22 SRP, so the parking capacity still meets in that section. The highest motorcycle vehicle parking index occurred in section 1 at 54,55% and for car vehicle the highest occurret in section 2 at 54,55%. The highest motorcycle parking turover rate occurred in section 1 at 7,93 vehicle/day/space and for the highest car vehicle occurred in section 2 at 1,82 vehicle/day/space. Motorcycle parking demand with the maximum value occurs on Friday, February 2023 in section 5 at 14,84 SRP and car parking demand with the maximum value occurs on Monday, February 2023 in section 5 at 2,16 SRP. Based on the results, the area does not require additional parking areas.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>parking characteristics, </em><em>parking capasity, </em><em>parking demand</em></p> Lis Ayu Widari, Fadhliani, M. Fauzan, Syarifah Asria Nanda, Dian Safitri Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/426 Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Penggunaan High Volume Fly Ash dan Silica Fume Terhadap Kuat Tekan Mortar Engineered Cementitious Composite dengan Serat Fiberglass https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/427 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Mortar didefenisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu. ECC tidak menggunakan agregat kasar atau kerikil dalam campuran materialnya, hal ini dikarenakan kerikil dapat mempengaruhi perilaku daktilitas dan kekuatan komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persentase <em>fly ash </em>dan <em>silica fume </em>terhadap kuat tekan mortar ECC sebagai subtitusi semen. Variasi persentase penggunaan <em>fly ash </em>sebesar 50%, 60%, 70% dan 80% dari volume binder yang digunakan, variasi <em>silicafume </em>sebesar 10% dan 15% dari berat <em>fly ash, </em>penggunaan serat sebesar 0,75% dari volume mortar, penggunaan superplasticizer sebesar 2,4% dari volume binder, dan FAB yang digunakan sebesar 0,27. Banyak benda uji yang digunakan ada 3 sampel setiap variasinya, sehingga total keseluruhan 24 buah. Pengujian dilakukan pada saat mortar berumur 28 hari. membuktikan bahwa, Material yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi dalam standar SNI uji fisis material mortar. Menggantikan sebagian semen dalam mortar dapat menyebabkan penurunan kelecakan pada mortar segar dimana hasil dari uji slump mortar kontrol didapat hasil 32 cm sedangkat pengujian slump mortar dengan variasi <em>fly ash </em>dan <em>silica fume </em>didapat hasil slump 31 cm, 30 cm dan 29 cm. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil kuat tekan optimum pada variasi <em>fly ash </em>60% silica fume 15% mengalami kenaikan sebesar 32,18% dari mortar kontrol. &nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: <em>mortar ECC, fly ash, fiber glass, silica fume, kuat tekan</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </em></strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p>Mortar is defined as a mixture of materials consisting of fine aggregate (sand), adhesive (clay, lime, Portland cement) and water with a certain composition. ECC does not use coarse aggregate or gravel in its material mixture, this is because gravel can affect the ductility and strength behavior of the composite. The aim of this research is to determine the effect of the percentage of fly ash and silicafume on the compressive strength of ECC mortar as a cement substitute. Variations in the percentage of use of fly ash are 50%, 60%, 70% and 80% of the volume of binder used, variations of silicafume are 10% and 15% of the weight of fly ash, use of fiber is 0.75% of the volume of mortar, use of superplasticizer is 2.4% of the binder volume, and the FAB used was 0.27. The number of test objects used was 3 samples of each variation, for a total of 24. Tests were carried out when the mortar was 28 days old. proves that, the material used in this research meets the SNI standards for physical testing of mortar materials. Replacing some of the cement in the mortar can cause a decrease in the workability of fresh mortar where the results of the control mortar slump test were 32 cm, while the slump test of mortar with variations of fly ash and silica fume obtained slump results of 31 cm, 30 cm and 29 cm. From the results of this research, the optimum compressive strength results for the fly ash variation of 60% silica fume 15% increased by 32.18% compared to the control mortar.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p>Keywords<em>: mortar ECC, fly ash, fiber glass, silica fume, compressive strength</em></p> Maizuar, Syarifah Asria Nanda, Burhanuddin, M. Fauzan, Aji Liswandanu, Arif Rahman Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/427 Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Revitalisasi Ruang Kantung Permukiman di atas Rawa-Rawa Sungai Maram pada Inti Blok Kawasan Pasar Kota Jambi https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/428 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Pada kawasan lama Kota Jambi, yaitu yang dikenal sebagai Kawasan Pasar dilalui oleh Sungai Maram. Dalam inti blok besar dan sedang yang dilalui sungai tersebut terbentuk rawa-rawa dengan permukiman lama berarsitektur panggung dengan tiang kayu. Area ini membentuk kantung-kantung kekumuhan yang terisolir dan cenderung menjadi patologi urban. Di sisi lain, pada area yang mengalami degradasi kualitas lingkungan hidup dan binaan menjadi area tersisa yang masih berpopulasi, di antara sebagian besar kawasan yang telah mengalami gentrifikasi. Permasalahan dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkait dengan keseimbangan urban secara keseluruhan. Untuk menyelesaikan permasalahan diperlukan penelaahan untuk memperoleh gambaran permasalahan yang dialami. Pada analisis dijumpai adanya banyak hal yang tak lepas dari kondisi <em>urban decline</em>. Di antara penyelesaian yang diperlukan adalah strategi repopulasi yang dikaitkan dengan revitalisasi kawasan secara menyeluruh. Juga diperlukan mediasi antara dua sisi paradoksal hunian dan komersial. Untuk menjembatani diperlukan fungsi peralihan. Mengkonservasi&nbsp; permukiman dengan arsitektur vernakular yang bernilai pusaka, bisa menjadi cara untuk mempertahankan komunitas yang menghidupi dan merawat area rawa-rawa ini. Fungsi peralihan akan menjadi katalisator bagi kedua sisi, yang memerlukan vitalitas urban tinggi dan sisi lain dengan kebutuhan kohesi sosial yang baik.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>revitalisasi, kantung permukiman, rawa-rawa, sungai maram, inti blok</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>In the old area of ​​Jambi City, namely what is known as the Pasar Area, the Maram River passes through. In the core of the large and medium blocks through which the river flows, swamps are formed with old settlements with stilt architecture with wooden pillars. These areas form isolated pockets of slums and tend to become urban pathologies. On the other hand, areas that experience degradation in the quality of the living and built environment are the remaining areas that are still populated, among the majority of areas that have experienced gentrification. Problems in efforts to improve environmental quality do not stand alone, but are interrelated with the overall urban balance. To solve problems, research is needed to obtain an overview of the problems experienced. In the analysis, it was found that there were many things that could not be separated from the condition of urban decline. Among the solutions needed is a repopulation strategy linked to the overall revitalization of the area. There is also a need for mediation between the two paradoxical sides of residential and commercial. To bridge, a switching function is needed. Conserving settlements with vernacular architecture of heritage value could be a way to maintain the communities that support and care for these swamp areas. The transition function will be a catalyst for both sides, one that requires high urban vitality and the other side that needs good social cohesion.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>revitalization, residential pocket, swamps, maram river, block core</em></p> Denny Iwan Setyawan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/428 Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Evaluasi Keyamanan Termal Ruang Produksi Di Serambi Indonesia Daily https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/429 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kenyamanan termal di ruang produksi Serambi Indonesia Daily memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas kerja, terutama karena panas yang dihasilkan oleh mesin-mesin industri. Minimnya bukaan serta karakteristik iklim Lhokseumawe, juga berkontribusi terhadap kenyamanan termal ruang. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kenyamanan termal ruang menggunakan standar ASHRAE melalui skala PMV (<em>Predicted Mean Vote</em>) dan PPD (<em>Predicted Percentage of Dissatisfied</em>). Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan evaluatif dengan penggunaan software CBE <em>Thermal Comfort Tool </em>untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai PMV berkisar 1,98 yang dalam indeks pmv termasuk dalam kategori "Hangat," dengan nilai PPD sekitar 75%. Hasil wawancara juga menunjukkan lebih dari 20% karyawan merasa tidak nyaman. Berdasarkan PMV, PPD, dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kondisi kenyamanan termal di ruang percetakan Serambi Indonesia Daily tidak nyaman. Oleh karena itu, perlu mengoptimalkan solusi mekanis dengan menggunakan sistem penghawaan buatan untuk meningkatkan sirkulasi udara.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Kenyamanan Termal, Ruang Produksi, PMV, PPD</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Thermal comfort in the Serambi Indonesia Daily production room has a significant impact on work productivity, especially due to the heat generated by industrial machines. The lack of openings and the characteristics of the Lhokseumawe climate also contribute to the thermal comfort of the space. The research aims to evaluate the level of room thermal comfort using ASHRAE standards through the PMV (Predicted Mean Vote) and PPD (Predicted Percentage of Dissatisfied) scales. This research applies quantitative methods with a descriptive and evaluative approach using CBE Thermal Comfort Tool software to analyze data. The analysis results show that the PMV value is around 1.98, which in the PMV index is included in the "Warm" category, with a PPD value of around 75%. Interview results also showed that more than 20% of employees felt uncomfortable. Based on PMV, PPD, and interview results, it can be concluded that the thermal comfort conditions in the Serambi Indonesia Daily production room are not comfortable. Therefore, it is necessary to optimize mechanical solutions by using artificial ventilation systems to increase air circulation.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Thermal Comfort, Production Room, PMV, PPD</em></p> Fajar Pramono, Adi Safyan, Yenny Novianti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/429 Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Penerapan Value Engineering Pada Proyek Konstruksi Gedung Pemerintah (Studi Kasus: Kantor BPKD Aceh Utara) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/430 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Masalah yang sering timbul pada pekerjaan konstruksi adalah tidak diketahuinya efisiensi dari. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) karena penerapan <em>value engineering</em> tidak dilakukan sebelum proyek konstruksi dimulai sehingga menimbulkan pemborosan dari sisi biaya, waktu, dan tenaga pekerja. Alasan di balik tidak dilakukan penerapan <em>value engineering</em> pada pekerjaan konstruksi adalah realita lapangan yang menunjukkan bahwa proses pelaksanaan <em>value engineering </em>sering menimbulkan konflik internal diantara pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu proyek, meskipun <em>value engineering</em> telah diakui oleh pakar teknik sebagai suatu konsep yang memberikan efisiensi terhadap proyek konstruksi. Salah satu proyek di Aceh Utara adalah pembangunan kantor BPKD Aceh Utara. Proyek ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 16.548.000.000, proyek ini dipilih menjadi objek penelitian karena proses pembangunannya tidak menerapkan <em>value engineering</em><em>.</em> Penelitian ini bertujuan mendapatkan item pekerjaan yang dapat diterapkan <em>value engineering</em>. Penelitian bersifat analisis deskriptif kuantitatif, seluruh data dianalisa menggunakan <em>value engineering</em> dengan rencana kerja meliputi; tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa dan tahap rekomendasi. Setelah diterapkan <em>value engineering</em> pada item pekerjaan lantai, pekerjaan dinding, dan pekerjaan atap diperoleh penghematan biaya sebesar Rp.412.057.828,68 atau 2,5% dari total biaya proyek. Adanya koordinasi antara owner, konsultan, kontraktor dan tim <em>value engineering</em> pada tahap perencanaan dapat menghasilkan penghematan biaya proyek.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Kata kunci; Gedung Kantor, Proyek Konstruksi<em>, </em>Penerapan, <em>Value Engineering</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>A problem that often arises in construction work is not knowing the efficiency of the Cost Budget Plan (RAB) and Implementation Budget Plan (RAP) because the application of value engineering is not carried out before the construction project begins, causing waste in terms of costs, time and worker energy. The reason behind not implementing value engineering in construction work is the reality on the ground which shows that the process of implementing value engineering often creates internal conflict between the parties involved in a project, even though value engineering has been recognized by engineering experts as a concept that provides efficiency. on construction projects. One of the projects in North Aceh is the construction of the North Aceh BPKD office. This project costs Rp. 16,548,000,000, this project was chosen as the research object because the construction process did not apply value engineering. This research aims to obtain work items that can be applied to value engineering. The research is a quantitative descriptive analysis, all data is analyzed using value engineering with a work plan including; information stage, creative stage, analysis stage and recommendation stage. After applying value engineering to floor work, wall work and roof work items, cost savings of IDR 412,057,828.68 or 2.5% of the total project cost were obtained. Coordination between the owner, consultant, contractor and value engineering team at the planning stage can result in project cost savings.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Applications, Construction Projects, Office Buildings, Value Engineering</em></p> Zainuddin, Yovi Chandra, Khairullah, Maizuar Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/430 Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Hubungan Tegangan Regangan Dan Kuat Tekan Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite Dengan Menggunakan Serat Polypropilene https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/432 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Mortar <em>Eco-friendly Ductile Cementitious Composite</em> (EDCC) merupakan tipe baru dari <em>High Performance Fiber-Reinforced Cementiitous Composite </em>(HPFRCC) dengan 2% serat dari volume <em>binder</em> yang dapat menghasilkan mortar beton dengan kuat tekan yang besar dan daktilitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar optimal penambahan serat <em>polypropilene</em> terhadap kuat tekan dan hubungan tegangan regangan mortar EDCC. Pada penelitian ini variasi persentase penggunaan serat sebesar 0,25 %, 0,5 %, 0,75 %, 1 % dari volume mortar. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan dan kuat tarik beton. Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk kubus ukuran 5cm x 5cm dan untuk kuat tarik berbentuk <em>dogbone</em>. Banyak benda uji 3 buah setiap variasinya sehingga total keseluruhan sebesar 30 buah. Pengujian dilakukan saat mortar berumur 28 hari. Dari hasil penelitian didapat bahwa hasil kuat tekan optimal sebesar 47,7 MPa pada variasi serat 0,75%. Hasil kuat tarik diperoleh regangan optimal sebesar 0,00041 pada variasi 0,5 %.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>EDCC, kuat tekan, tegangan regangan, fly ash, serat polypropylene</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Eco-friendly Ductile Cementitious Composite (EDCC) mortar is a new type of High Performance. Fiber-Reinforced Cementitious Composite (HPFRCC) with 2% fiber by volume showing high ductility. The purpose of this study was to determine the optimal level of polypropilene fiber addition on the compressive strength and stress strain relationship of EDCC mortar. In this study, the percentage variation of fiber usage was 0.25%, 0.5%, 0.75%, 1% of mortar volume. For the tests carried out are compressive strength and tensile strength tests, the test objects used for compressive strength are cubes measuring 5cm x 5cm and for tensile strength in the form of dogbones. There were 3 test specimens for each variation, making a total of 30 specimens. Testing was carried out when the mortar was 28 days old. From the research results, it was found that the optimal compressive strength result was 47.7 MPa in the 0.75% fiber variation. Then in the tensile strength results, the optimal strain is obtained at 0.00041 in the 0.5% variation.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>EDCC, compressive strength, stress-strain, fly ash, polypropylene fiber</em></p> Said Jalalul Akbar, Maizuar, David Sarana, M. Fauzan, Arif Rahman Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/432 Fri, 02 Feb 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Jalan Pada Ruas Jalan T.Syiek Moh.Said Pasar Cunda Kota Lhokseumawe https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/433 <h1>Abstrak</h1> <h1>&nbsp;</h1> <p>Jalan T.Syiek Moh. Said pasar Cunda, Kota Lhokseumawe merupakan jalan utama dalam melakukan aktivitas pasar dan aktivitas sekolah. Jalan tersebut saat ini mengalami kemacetan (penumpukan kendaraan) pada jam-jam tertentu, misalnya saat waktu pergi atau pulang sekolah. serta &nbsp;adanya hambatan samping pada ruas jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja ruas jalan T.Syiek Moh. Said serta pengaruh hambatan samping terhadap kinerja ruas jalan tersebut. Penelitian ini dilakukan beberapa survei yaitu survei volume lalu lintas, survei hambatan samping dan survei kecepatan. Penelitian ini mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) untuk jalan perkotaan. Berdasarkan hasil perhitungan didapat volume lalu lintas pada Pasar Cunda, adalah 294,4 skr/jam, Kapasitas pada jalan tersebut adalah 2.043,63 skr/jam dan nilai Dj adalah 0,14 tingkat pada pelayanan jalan tersebut adalah A. Kapasitas pada jalan pada kondisi hambatan samping dianggap stabil adalah 2.202,57 skr/jam dan nilai Dj adalah 0,13 tingkat pada pelayanannya adalah A, sehingga didapat kesimpulan bahwa hambatan samping mempengaruhi kapasitas dan derajat kejenuhan, namun pengaruh tersebut tidak signifikan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>Derajat Kejenuhan, Hambatan Samping, Kapasitas, PKJI 2014.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <h1>Abstract</h1> <h1>&nbsp;</h1> <p>Jalan T. Syiek Moh. Said Cunda market, Lhokseumawe City is a street dominated by market activities and school activities, which experiences a buildup of vehicles when going to or from school hours and is made worse by the presence by side barriers on the street. This research is to determine the performance of the T.Syiek Moh. Said section street and effect of side friction on the performance of the road section. This research carried out several surveys, namely traffic volume surveys, a side friction survey and speed surveys. The calculations in this research refer to (PKJI 2014) for urban roads. Based on the calculation results, the traffic volume at Cunda Market is 294.4 cur/hour, the capacity on the road is 2,043.63 cur/hour and the Dj value is 0.14. The level of service on the road is A. Capacity on the road under conditions The side resistance considered stable is 2,202.57 cur/hour and the Dj value is 0.13. The service level is A, so it can be concluded that the side resistance affects capacity and degree of saturation, but this influence is not significant.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>Capacity, Degree of Saturation, PKJI 2014, Side Barriers.</em></p> T.Ahmad Hilman, Faisal Jamil, Herman Fithra, Nura Usrina, Said Jalalul Akbar Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/433 Fri, 02 Feb 2024 00:00:00 +0700 Transformasi Bentuk Pintu Aceh Dalam Desain Fasad Kampus Arsitektur: Menerapkan Prinsip Vernakular Untuk Meningkatkan Identitas Kampus https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/462 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Pendidikan arsitektur berperan kunci membentuk arsitek masa depan dan memengaruhi arsitektur kontemporer. Arsitek harus memahami dan menerapkan warisan budaya, termasuk arsitektur vernakular. Aceh, provinsi kaya budaya, memiliki arsitektur vernakular unik, termasuk pintu tradisional yang simbolis. Penelitian ini menjelaskan transformasi pintu Aceh dalam desain kampus arsitektur untuk memperkuat identitas kampus dan mendorong prinsip vernakular dalam desain kontemporer. Tujuannya adalah menciptakan bangunan relevan dengan budaya lokal, berkontribusi pada pemahaman dan praktik arsitektur berkelanjutan. Metode yang digunankan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analogi bentuk Pintu Aceh dan Rumah Aceh. Hasil akhir dari Integrasi Budaya Lokal dalam rancangan kampus arsitektur adalah menciptakan lingkungan yang meresapi budaya dan warisan lokal Aceh. Tujuannya adalah memberikan pengalaman yang kaya dan mendalam bagi mahasiswa, staf, dan pengunjung kampus, serta mendukung pendidikan yang berfokus pada keberagaman dan warisan budaya. Selain itu hasil lain menunjukkan memiliki keunggulan dari simlusai&nbsp; kecepatan arah angin, arah angin, kelembapan, dan suhu. Hasil ini didapat dari simulasi <em>software Rhinoceros </em>dan <em>Grasshopper.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: vernakular, Rhinoceros, Grasshopper</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Architecture education plays a pivotal role in shaping future architects and influencing contemporary architecture. Architects are expected to comprehend and apply cultural heritage, including vernacular architecture. Aceh, a culturally rich province, boasts unique vernacular architecture, including symbolic traditional doors. This research explains the transformation of Aceh's doors in architectural campus design to strengthen campus identity and promote vernacular principles in contemporary design. The goal is to create buildings relevant to local culture, contributing to sustainable architectural understanding and practice. The research methodology employs an analogical approach to Aceh's doors and houses. The ultimate result of Local Culture Integration in architectural campus design is to create an environment that immerses Aceh's culture and local heritage, offering a rich and profound experience for students, staff, and campus visitors. Additionally, the findings indicate advantages in wind speed simulation, wind direction, humidity, and temperature. These results were obtained through simulations using Rhinoceros and Grasshopper software.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>vernacular, Rhinoceros,</em> <em>Grasshopper</em>.</p> Ahmad Rasyid Hulu, Deni, Sisca Olivia Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/462 Sun, 11 Feb 2024 00:00:00 +0700 Analisis Kondisi Kerusakan Jalan Dengan MetodePCI DanSDI Pada Perkerasan Lentur Jl. Medan-Banda Aceh (STA 258+000 s/d 259+500) https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/463 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Penelitian ini dilakukan di Jl. Medan-Banda Aceh dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan metode PCI dan SDI, jenis dan tingkat kerusakannya serta menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis diketahui kondisi perkerasan dengan menggunakan nilai <em>Pavement Condition Index </em>(PCI) dan <em>Surface Distress Index </em>(SDI) pada ruas jalan Jl. Medan-Banda Aceh Hasil Persentase tertinggi untuk nilai PCI sebesar 8% pada <em>ratting very poor, </em>10% pada <em>ratting poor, </em>8% pada <em>ratting fair</em>, 13% pada <em>ratting good</em>, 17% pada <em>ratting very good</em>, 34% pada <em>ratting excellent. </em>Dan untuk metode <em>Surface Distress Index </em>(SDI) didapatkan persentase 83% segmen pada kondisi baik, 17% segmen pada kondisi&nbsp; &nbsp;sedang, 0% segmen rusak&nbsp;&nbsp; ringan&nbsp;&nbsp; dan 0% segmen rusak&nbsp;&nbsp; berat. Berdasarkan metode PCI didapatkan hasil rata-rata kerusakan pada ruas Jl. Medan – Banda Aceh (Batuphat-Blang Pulo) Sta 258+000 s/d 259+500 yaitu sebesar 62, dan metode SDI didapatkan hasil rata-rata yaitu sebesar 19. Ruas jalan termasuk kedalam program pemeliharaan rutin.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Kata Kunci: <em>Jenis Penanganan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index, Surface Distres Index</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>This research was conducted on Jl. Medan-Banda Aceh with the aim of knowing the comparison of PCI and SDI methods, the type and level of damage and determining the appropriate type of maintenance. Based on the results of the analysis, the condition of the pavement is known using the Pavement Condition Index (PCI) and Surface Distress Index (SDI) values on the Jl. Medan-Banda Aceh Results The highest percentage for the PCI value was 8% for very poor ratting, 10% for poor ratting, 8% for fair ratting, 13% for good ratting, 17% for very good ratting, 34% for excellent ratting. And for the Surface Distress Index (SDI) method, a percentage of 83% of segments were in good condition, 17% of segments were in moderate condition, 0% of segments were lightly damaged and 0% of segments were heavily damaged. Based on the PCI method, the average damage results for the Jl. Medan – Banda Aceh (Batuphat-Blang Pulo) Sta 258+000 to 259+500, which is 62, and the SDI method obtained an average result of 19. The road section is included in the routine maintenance program.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords:<em>Handling Type</em>, <em>Pavement Condition Index, Road Damage, Surface Distres Index</em></p> <p>&nbsp;</p> Retno Sundari, Oka Nadya, Dewi Sukesti, Said Jalalul Akbar, Emi Maulani Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/463 Sun, 11 Feb 2024 00:00:00 +0700 Analisis Kenyamanan Termal pada Ruang Salat Masjid Agung Islamic Centre Kota Lhokseumawe https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/464 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Masjid Agung Islamic Centre (MAIC) adalah sebuah bangunan megah yang menjadi ikon wisata religi di Kota Lhokseumawe. Bangunan ini masih menggunakan sistem ventilasi alami, dimana kenyamanan termal sulit diterapkan dalam iklim tropis yang memiliki temperatur dan kelembaban yang tinggi. Penelitian berfokus pada analisis kenyamanan termal di ruang salat MAIC, mengacu pada standar ASHRAE-55 tahun 2017. Penelitian berfokus pada aspek suhu, kelembaban, dan kecepatan angin, selama waktu salat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya. Metodenya adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa temperatur dalam ruangan melebihi standar ASHRAE-55 sepanjang hari, sementara kelembaban terlalu tinggi pada subuh dan isya. Kecepatan angin melebihi standar pada zuhur dan ashar, namun diwaktu zuhur kecepatan angin membantu untuk mencapai tingkat nyaman. Nilai PMV dan PPD menunjukkan ketidaknyamanan termal yang signifikan terutama saat isya. Hasil ini menekankan pentingnya sirkulasi udara yang baik di masjid tropis seperti MAIC untuk meningkatkan kenyamanan jamaah selama beribadah.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: <em>kenyamanan termal, masjid, PMV, PPD</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>The Masjid Agung Islamic Centre (MAIC) is a magnificent building that serves as a religious tourism icon in the city of Lhokseumawe. The building still utilizes natural ventilation systems, where achieving thermal comfort is challenging in the tropical climate with high temperatures and humidity. The research is focused on analyzing thermal comfort in the prayer area of MAIC, following the ASHRAE-55 standards from 2017. The study concentrates on temperature, humidity, and wind speed aspects during the five daily prayer times: Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, and Isya. The research methodology encompasses both quantitative and qualitative approaches.The research findings reveal that indoor air temperature exceeds the ASHRAE-55 standards throughout the day. Humidity levels are excessively high during Subuh and Isya. Wind speed surpasses the standards during Zuhur and Ashar, and during Zuhur, it aids in achieving comfort levels. The Predicted Mean Vote (PMV) and Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD) values indicate significant thermal discomfort, particularly during Isya. These results underscore the importance of effective air circulation in tropical mosques like MAIC to enhance the comfort of worshippers during their prayers.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>thermal comfort, mosque, PMV, PPD</em></p> Edi Kurniawan, Adi Safyan, Fidyati Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/464 Sun, 11 Feb 2024 00:00:00 +0700 Pengaruh Substitusi Minyak Pirolisis Plastik Terhadap Kinerja Perkerasan Semi Fleksibel https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/472 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Modifikasi terhadap material beton aspal semakin menarik dipelajai oleh peneliti terutama untuk meningkatkan kinerja campuran dalam melayani beban lalu lintas akibat pengaruh iklim dan cuaca. Penggunaan material modifikasi pada aspal semakin meningkat terutama akibat meningkatnya teknologi daur ulang material bekas. Material bekas yang dihasilkan oleh produksi sampah&nbsp; semakin meningkat yang dapat berdampak pada lingkungan terutama jenis sampah yang sulit diurai dan dineteralkan oleh tanah seperti&nbsp; ban bekas, plastik <em>&nbsp;Height Density Polyethylene</em> (HDPE), dan jesis sampah lainnya. Untuk mengurangi dampak tersebut salah satu usaha yang dapat dilakukan mendaur ulang sampah tersebut menjadi produk berguna dalam menutupi ketersediaan sumber daya alam yang semakin hari semakin berkurang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh penambahan minyak pirolisis plastik pada sifat reologi aspal penetrasi 60/70 terhadap kinerja perkerasan semi fleksibel. Metode yang digunakan yaitu sampah plastik&nbsp; dijadikan minyak melalui proses pirolisis untuk dijadikan bahan tambah pada aspal dalam campuran&nbsp; perkerasan semi fleksibel. Pencampuran tersebut diperoleh aspal modifikasi aspal dengan penambahan minyak plastik 0% - 5%. Hasil penelitian menunjukan penggunaan minyak pirolisis&nbsp; plastik HDPE dapat meningkatkan kinerja kuat tekan perkerasan semi fleksibel.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>minyak HDPE, perkerasan semi fleksibel, kuat tekan</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Researchers are increasingly interested in modifying asphalt concrete materials, especially to improve the performance of the mixture in serving traffic loads due to the influence of climate and weather. The use of modified materials in asphalt is increasing, especially due to improvements in recycling technology for used materials. Used materials produced by waste production are increasing which can have an impact on the environment, especially types of waste that are difficult to decompose and neutralize by the soil such as used tires, High Density Polyethylene (HDPE) plastic, and other types of waste. To reduce this impact, one of the efforts that can be made is to recycle this waste into useful products to cover the availability of natural resources which are decreasing day by day. The aim of this research is to analyze the effect of adding plastic pyrolysis oil on the rheological properties of 60/70 penetration asphalt on the performance of semi-flexible pavement. The method used is that plastic waste is turned into oil through a pyrolysis process to be used as an additive to asphalt in semi-flexible pavement mixtures. This mixture produces modified asphalt with the addition of 0% - 5% plastic oil. The research results show that the use of HDPE plastic pyrolysis oil can improve the compressive strength performance of semi-flexible pavement.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>HDPE oil, semi-flexible pavement, compressive strength</em></p> Hamzani, T. Mudi Hafli, Nura Usrina, Fasdarsyah, M. Ihsan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/472 Tue, 13 Feb 2024 00:00:00 +0700 Analisis Daya Dukung Statik Foundasi Tiang Dari Data CPT https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/510 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Analisis daya dukung tiang pancang merupakan tugas penting dalam penyelidikan struktur tanah interaksi. Makalah ini didedikasikan untuk metode prediksi perhitungan kapasitas dukung tiang berdasarkan hasil uji penetrasi kerucut (CPTu) yaitu metode metode (Schmertmann dkk, 1978), (de Ruiter dan Beringen, 1979), (Bustamante dan Gianeselli (LCPC/LPC), 1982), (Tumay dan Fakhroo (cone-m), 1982), (Aoki dan De Alencar, 1975), (Price dan Wardle, 1982), (Philipponnat, 1980), dan (penpile, 1978). Kemampuan metode prediksi untuk menentukan daya dukung tiang. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan metode CPT dalam memprediksi ultimat daya dukung beban tiang yang didorong ke tanah. de Ruiter dan Beringen dan Metode Bustamante dan Gianeselli (LCPC/LCP) menunjukkan kinerja terbaik dalam memprediksi daya dukung beban ultimat yang diukur dari tiang pancang. Metode Schmertmann ini menunjukkan hasil yang baik dan direkomendasikan untuk diterapkan karena merupakan salah satu metode metode CPT yang paling banyak digunakan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>daya dukung, tiang pancang, cpt,</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Analysis of the bearing capacity of piles is an important task in the investigation of soil structure interactions. This paper is dedicated to the prediction method for calculating the bearing capacity of piles based on the results of the cone penetration test (CPTu), namely the method (Schmertmann et al, 1978), (de Ruiter and Beringen, 1979), (Bustamante and Gianeselli (LCPC/LPC), 1982), (Tumay and Fakhroo (cone-m), 1982), (Aoki and De Alencar, 1975), (Price and Wardle, 1982), (Philipponnat, 1980), and (penpile, 1978). The ability of prediction methods to determine the bearing capacity of piles. The results of this research demonstrate the ability of the CPT method to predict the ultimate load-carrying capacity of piles driven into the ground. de Ruiter and Beringen and Bustamante and Gianeselli (LCPC/LCP) methods showed the best performance in predicting the measured ultimate load carrying capacity of piles. The Schmertmann method shows good results and is recommended to be applied because it is one of the most widely used CPT methods.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: <em>pile, bearing capacity, cpt, soil , end bearing</em></p> Abdul Jalil, Ismi Laila Lubis, Said Jalalul Akbar, Nanda Savira Ersa, Mila Fauzia Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://proceedings.unimal.ac.id/senastesia/article/view/510 Sat, 17 Feb 2024 00:00:00 +0700